Jayapura (ANTARA News) - Penangkapan ikan secara ilegal atau (illegal fishing) yang sering terjadi di wilayah perairan Papua telah mengancam keanekaragaman hayati terumbu karang dan biota laut lainnya.

Hal tersebut disampaikan Pengamat Politik dan Hubungan Internasional, Aria Aditya Setiawan, MSi di Jayapura, Rabu menyinggung dampak illegal fishing yang masih menjadi masalah di provinsi paling timur Indonesia ini.

"Illegal fishing tidak hanya merugikan secara ekonomi, tapi juga berdampak pada lingkungan hidup karena menggunakan bom ikan," katanya.

Menurut Aria yang juga Ketua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), maraknya penggunaan bom ikan salah satunya disebabkan bahan baku potasium mudah didapatkan baik secara sah maupun selundupan.

Pada umumnya, menurut dia, kapal asing yang cukup sering melakukan illegal fishing di perairan Papua berasal dari Filipina, Thailand dan Cina.

"Bahkan, ada juga kapal-kapal Indonesia yang bekerja sama dengan pihak-pihak asing  untuk bisa memperoleh keuntungan yang besar dari sumberdaya laut Papua," ujar Aria.

Dia mengatakan, aktivitas nelayan-nelayan asing di perairan Papua bisa mengungguli nelayan lokal Papua karena teknologi yang digunakan jauh lebih canggih.

Sedangkan nelayan Papua masih mengandalkan alat tangkap ikan tradisional.

Menurut Aria, hingga tahun 2008, pihak keamanan telah memeriksa setidaknya 39 kapal asing yang melakukan illegal fishing di perairan Papua.

"Illegal fishing masih menjadi masalah yang meresahkan dan dampaknya cukup luas sehingga untuk menanganinya perlu kerja sama pemerintah, pihak keamanan dan masyarakat," katanya.

Luas terumbu karang yang teradapat di perairan Indonesia mencapai 51.000 kilometer persegi atau 18 persen dari luas total terumbu karang dunia dan tersebar di perairan barat sampai kawasan timur Indonesia.

Dengan kekayaan laut ini, Indonesia termasuk dalam kawasan segitiga karang yang meliputi Indoneia, Filipina, Malaysia, Timor Lesta, Papua New Guinea dan Kepulauan Solomon.

Saat ini, Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat merupakan wilayah dengan jumlah jenis terumbu karang tertinggi di dunia dengan 537 jenis karang dan 1074 ikan. (T.KR-LWA/A033)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024