Lebak (ANTARA) - Produksi beras di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Januari-Juni 2019 surplus selama delapan bulan dengan 95.953 ton, meski dilanda kekeringan akibat kemarau.

"Kita mengoptimalkan pompanisasi di areal lahan persawahan yang mengalami kekeringan agar tidak gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Jumat.

Persediaan produksi beras di Kabupaten Lebak melimpah karena produksi panen padi sebanyak 358.961 Gabah Kering Pungut (GKP) dan 305.117 Gabah Kering Giling (GKG).

Produksi padi tersebut jika dijadikan dalam bentuk beras sebanyak 167.814 ton dan kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Lebak 11.977 ton/bulan dan 143.724 ton/tahun dengan penduduk 1,2 juta jiwa.

Dari 167.814 ton setara beras itu kebutuhan beras hingga Juni 2019 sebanyak 71.862 ton maka dipastikan surplus 95.953 ton dan mencukupi untuk kebutuhan selama delapan bulan ke depan.

"Kami mengapresiasi produksi beras itu, bahkan harga di pasaran relatif stabil," kata Dede.

Menurut dia, saat ini, kekeringan yang terjadi di Kabupaten Lebak tidak menimbulkan gagal panen karena dilakukan intervensi dengan mengoptimalkan bantuan pompanisasi.

Mereka para kelompok tani mendapatkan bantuan pompanisasi untuk memenuhi ketersedian air dengan melakukan penyedotan dari aliran sungai, embung maupun situ.

Namun, pihaknya meminta petani tidak melakukan gerakan percepatan tanam sehubungan memasuki kemarau hingga Oktober mendatang.

Selama ini, Kabupaten Lebak dijadikan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten karena mampu menyumbangkan kedaulatan pangan nasional.

Produksi pangan sekitar 30 persen dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Sukabumi,Pasar Cipinang Jakarta hingga Lampung.

"Kami minta petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan," katanya menjelaskan.

Sejumlah petani di Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak mengatakan bahwa panen pada awal Juli 2019 relatif bagus dan tidak ada serangan hama maupun penyakit organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Kami panen tahun ini menguntungkan karena bisa menghasilkan produksi gabah 6,5 ton GKP ton/hektare dan bisa menghasilkan pendapatan Rp25 juta per hektar," kata ," kata Samian, seorang petani di Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak.

 

Pewarta : Mansyur suryana
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024