Sleman (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta segera melakukan renovasi ruang-ruang yang sudah tidak layak di 25 sekolah negeri maupun swasta di wilayah setempat.

"Ruang tidak layak yang akan diperbaiki ini meliputi bangunan SD dan SMP," kata Kepala Bidang Sarana dan Prasana Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto di Sleman, Jumat.

Menurut dia,  perbaikan tersebut tidak menyeluruh, artinya hanya pada ruang yang dianggap sudah sangat tidak layak.

"Perbaikan nantinya seperti perbaikan perpustakaan, penambahan toilet dan rehab ruang kelas," katanya.

Ia mengatakan, secara umum kondisi sarana dan prasarana (sarpras) sekolah di Sleman sudah cukup baik sehingga pada 2019 tidak akan banyak melakukan penambahan.

"Secara umum sarpras masih baik, bangunan maupun mebelernya masih layak. Memang ada keterbatasan anggaran untuk sarpras, tapi sarpras di sekolah masih memadai," katanya.

Sri Adi mengatakan, keterbatasan anggaran membuat pihaknya harus menyusun skala prioritas dan melihat tingkat kerusakan sekolah. Sehingga tidak semua sekolah yang mengajukan proposal untuk perbaikan atau penambahan sarpras bisa langsung direalisasikan.

"Sebagai contoh, jika ada sekolah yang lantainya berlubang dengan sekolah yang atap ruang kelasnya akan runtuh maka didahulukan untuk perbaikan atap. Karena berpotensi membahayakan siswa. Jadi melihat urgensinya," katanya.

Ia mengatakan, rehab sarpras sekolah yang dilakukan pada 2019 telah masuk anggaran perubahan. Total anggaran yang disediakan untuk rehab fisik atau konstruksi gedung mencapai Rp 2 miliar.

"Dari total 146 SMP dan 521 SD di Sleman yang dapat rehab hanya 25. Artinya rata-rata sekolah di Sleman baik," katanya.

Selain perbaikan pada fisik gedung, kata dia, pihaknya juga secara berkala akan menambah mebeler. Sebab, saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019 sempat terjadi kekurangan mebeler. Jumlahnya hampir 200 mebeler.

"Namun sudah tertangani dengan mebeler yang ada di sekolah maupun yang kami ambil dari inventaris Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)," katanya.

Ia mengatakan, kekurangan mebeler ini tentu akan berimbas selama tiga tahun ke depan, sehingga untuk tahun depan telah mulai untuk menambah mebeler.

"Penambahan mebeler itu bertahap," katanya.

Kepala Disdik Kabupaten Sleman Sri Wantini mengungkapkan akan menambah komputer klien untuk ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

"Penambahan ini bertujuan agar dapat memangkas sesi UNBK. Rencananya, tahun ini akan ada penambahan sebanyak 180 komputer klien dan 20 server. Jadi yang tadinya tiga sesi bisa jadi dua sesi," katanya.
 

Pewarta : Victorianus Sat Pranyoto
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024