Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado masih ditutup hingga Jumat (3/5) sore karena belum aman untuk pesawat udara beroperasi akibat semburan abu vulkanik Gunung Ruang, Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut.
“Bandara Sam Ratulangi masih terdampak, karena Poligon sebaran abu vulkanik Gunung Ruang menunjukkan bahwa Bandara Sam Ratulangi masuk dalam area sebaran, dan menurut AirNav Cabang Manado hal tersebut belum cukup safety bagi pesawat udara yang beroperasi,” kata Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado Ambar Suryoko dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Dia menyampaikan penutupan Bandara Sam Ratulangi berdasarkan Nomor Notam: A1181/24 NOTAMR A1170/24, maka operasional bandara masih ditutup sampai Jumat (3/5) hingga pukul 18.00 Wita.
“Maka masih ditutup sampai besok hingga pukul 18.00 Wita. Status operasional bandara akan berubah-ubah menyesuaikan kondisi terkini,” ungkapnya.
Ambar menuturkan, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan situasi Gunung Ruang dan dampaknya terhadap bandara-bandara di sekitar bekerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait abu vulkanik demi memastikan keselamatan penerbangan dan apabila kondisi belum berubah maka Notam akan diperpanjang.
“Karena bersifat force majeur, masyarakat agar dapat memahami situasi ini. Khususnya bagi calon penumpang, mohon pengertian jika terjadi pembatalan penerbangan," tuturnya.
Dia menyebutkan beberapa bandara selain Bandara Internasional Sam Ratulangi yang sebelumnya terdampak erupsi Gunung Ruang seperti Bandara Gorontalo, Bandara Naha, Bandara Siau, Bandara Bolaang Mongondow, dan Bandara Pohuwato. Namun beberapa bandara tersebut sudah kembali dibuka operasionalnya.
“Setelah dilakukan pengecekan paper test dan hasilnya negatif abu vulkanik bandara-bandara tersebut sudah dapat kembali beroperasi," ungkap Ambar.
Ambar mengimbau maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi kepada penumpang yang telah membeli tiket, termasuk opsi full refund, reschedule, ataupun re-route ke bandara terdekat jika seat masih tersedia.
“Hal ini diharapkan dapat membantu penumpang yang terkena dampak penutupan bandara,” kata Ambar.
Di sisi lain operasional Bandara Djalaluddin di Gorontalo telah di buka kembali pada hari ini Kamis (2/5) pasca ditutup akibat erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Setelah hasil paper test menunjukkan negatif abu vulkanik.
Kepala Kantor BLU UPBU Djalaluddin Gorontalo Joko Harjani menyampaikan pembukaan operasional bandara tersebut setelah melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan bandara.
“Dan setelah hasil paper test negative kami melakukan pembersihan runway, taxiway dan apron dibantu oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo,” ujar Joko.
Ia mengatakan kegiatan pembersihan dilaksanakan hingga dini hari, Kamis pukul 01.00 Wita dengan melibatkan personel gabungan dan bantuan 11 unit kendaraan pemadam kebakaran (Damkar) maupun tangki air dari sejumlah pemangku kepentingan yang terdiri dari PKP-PK, Avsec, Teknik Operasi Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.
Selanjutnya Unit Karhutla Polda Gorontalo, Pos TNI AU Bandara Djalaluddin Gorontalo, BPBD Provinsi dan Kabupaten Gorontalo, Damkar Kabupaten dan Kota Gorontalo, Damkar Kabupaten Bonebolango, PMI Provinsi Gorontalo, dan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Provinsi Gorontalo.
“Setelah dinyatakan beroperasi normal, Bandara Djalaluddin langsung melayani penerbangan Batik Air ID6242 rute CGK-GTO yang landing pada pukul 08.06 Wita,” jelasnya.