Makassar (ANTARA) - Rumah idaman yang memberikan ketenangan bagi pemiliknya dan orang sekitarnya tentu menjadi dambaan bagi setiap keluarga.
Tidak heran, seorang rela membeli dengan harga fantastis untuk mendapatkan hunian idaman. Namun di satu sisi hal itu juga tidak menjadi jaminan untuk mendapatkan pemukiman yang ramah dan berbasis lingkungan.
Namun upaya untuk menciptakan kawasan pemukiman yang berbasis lingkungan terus didorong oleh pemerintah kota Makassar untuk mendukung perluasan ruang terbuka hijau (RTH).
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Makassar Nirman Niswan Mungkasa bahwa pihaknya terus mendorong para pengembang untuk menerapkan properti berbasis lingkungan.
Hal tersebut dinilai penting untuk mendorong terciptanya lingkungan hijau, bukan hanya di kawasan taman kota, namun juga merambah ke perumahan untuk menekan pemanasan global dewasa ini.
Karena itu, lanjut dia konsep lingkungan harus juga diterapkan para pengembang, sehingga pihak konsumen mendapatkan manfaat untuk selanjutnya memelihara lingkungan di sekitarnya.
Harapan ideal itu telah dicoba dilakukan salah satu pengembang yang berada di wilayah utara Kota Makassar yakni Summarecon Mutiara Makassar (SMM) yang menghadirkan pemukiman yang berbasis lingkungan.
Perusahaan properti ini menghadirkan tipe Crystal Residence konsep tropis kontemporer, fusion Rumah Taman Rumah Pintar. Jadi konsepnya nature dan eco-friendly krn banyak pake bahan2 berbau alam (kayu dan batu) tp tahan macam Conwood. Banyak jendela dan bukaan untuk pencahayaan dan sirkulasi udara yg lebih alami. Tapi ditopang jg dengan fitur Smart Home Technology.
Setidaknya hingga saat ini SMM sudah menanam kurang lebih 3000 pohon di kawasan perumahan yang tidak jauh dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Menurut Indra Widjaja Antono selaku Executive Director PT Summarecon Agung Tbk , antusiasme masyarakat di Makassar dan sekitarnya yang mencari hunian eksklusif dan ramah lingkungan telah mendorong SMM menghadirkan Crystal Residence.
Keunggulan dari cluster ini adalah menghadirkan fitur taman dalam rumah atau inner courtyard yang memberikan peluang "cross ventilation" sehingga perputaran udara di dalam rumah menjadi lebih baik.
Menghadirkan konsep ramah lingkungan dan siap mendukung program pemerintah menurunkan gas emisi karbon, salah satunya dengan memperbanyak pohon.
Selain menyegarkan penghuni rumah juga kawasan di sekitarnya menjadi asri dan berdampak kepada flora dan fauna di sekitarnya.
Berlatar belakang hal tersebut perusahaan properti SMM ini siap mengembangkan hunian hijau bertaraf internasional dengan menggandeng Sumitomo perusahaan asal Jepang.
Pertimbangan menjalin kemitraan dengan perusahaan negara tetangga itu, kata Widjaja, karena kemajuan kota Makassar semakin pesat dan posisinya strategis sebagai hub di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Kondisi itu pula menjadikan Makassar memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan serta memiliki daya tarik wisata yang telah didukung infrastruktur yang memadai.
Pertimbangan lainnya karena kebutuhan hunian masyarakat Makassar level menengah ke atas untuk hunian eksklusif cukup tinggi. Karena itu, Summarecon menggandeng Sumitomo untuk mengembangkan hunian bertaraf internasional yang ramah lingkungan.
Dengan kerjasama dua perusahaan properti ini diharapkan dalam waktu dekat, hunian mewah dengan teknologi dan arsitektur Jepang segera hadir di Makassar.
Modern nan asri
Menghadirkan perumahan yang modern namun tetap asri di suatu kota, tentu menjadi tantangan tersendiri di kalangan pelaku properti atau pengembang.
Hal Itu diakui oleh Widjaya yang untuk kedua kalinya bermitra dengan Sumitomo hanya untuk menyulap hunian modern yang ramah lingkungan.
Spirit itu tidak hanya di atas kertas namun sudah dapat terealisasi di lapangan.
Hal itu berdasarkan hasil perhitungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar bersama LPPM Universitas Hasanuddin Makassar yang mencatat jumlah luasan RTH tahun ini mencapai 11, 47 persen atau sekitar 2.028.053 hektare.
Kondisi tersebut masih jauh dari target 30 persen RTH yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan.
Sementara dari data tersebut dilansir kecamatan dengan rth terbesar berada di kecamatan biringkanaya yang juga menjadi wilayah pemukiman SMM yang membangun kawasan pemukiman terpadu berbasis lingkungan.
Kawasan SMM yang dikembangkan itu di atas lahan seluas 500 ha. Sesuai dengan master plan Summarecon membangun area residensial, komersial pendidikan serta ruang publik yang paralel dengan pembangunan area rumah toko (ruko), area terbuka De Festive dengan danau dan pepohonan yang dapat dinikmati masyarakat umum.
Khusus di sepanjang jalan utama jalan rainbow boulevard sudah dapat menikmati pohon rindang dan kesejukan taman kota di depan cluster hunian. Bahkan fasilitas terbuka ini sudah menjadi venue kegiatan hiburan dan olahraga seperti jogging, Sumba dan found fit bersama serta menjadi kegemaran warga SMM dan sekitarnya.
Ruang terbuka yang asri dan memiliki nilai estetik dengan beragam pohon ini mendukung program komunitas-komunitas. Contohnya komunitas lari yang kerap melangsungkan Fun Run dengan rute mengelilingi kawasan SMM atau komunitas mobil modif yang menggelar gathering di area Rainbow Food Centre SMM.
Belum lagi pada sisi utara kawasan perumahan ini menyuguhkan hijaunya area tanaman mangrove yang juga berperan sebagai penangkal abrasi pantai, sehingga semakin menambah hijau kawasan perumahan ini jika dilihat atau dipotret dari udara, termasuk 3.900 pohon tersebar di area Summarecon Mutiara Makassar.
Area mangrove ini membentang sepanjang pesisir di kawasan Pantai Kuri Caddi dan Kuri Lompo yang merupakan wilayah Kabupaten Maros. Sementara yang masuk wilayah Kota Makassar adalah kawasan perumahan SMM.
Menurut Pemerhati masalah lingkungan yang juga Direktur Eksekutif Jurnal Celebes Mustam Arif di Makassar, jika kawasan hijau itu dapat dipertahankan SMM maka akan menjadi kontributor terbesar RTH Makassar.
Hanya saja, jika sebagian kawasan SMM menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pembangunan sarana transportasi kereta api, tentu sebagian kawasan hijau itu akan hilang sebagai konseksuensi dari pembangunan infrastruktur.
Menurut dia, tentu jika itu terjadi sangat disayangkan, karena luasan RTH akan berkurang. Kecuali jika PSN tersebut melakukan pembangunan sarana transportasi kereta api melalui jalur atas. Kondisi itu sempat menjadi polemik antara pihak Pemerintah Kota Makassar yang menginginkan pembangunan itu menggunakan jalur atas, sehingga tidak perlu ada pembebasan lahan.
Namun disisi lain pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan masih akan mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang jauh lebih banyak dibandingkan jika membangun sarana kereta api di atas tanah.
Kini, warga Kota Makassar khususnya yang berada di kawasan SMM masih berharap-harap cemas, akankah pemukiman yang dikenal asri itu kelak akan terusik dengan kehadiran alat transportasi baru tersebut. Ataukah transportasi massal itu yang juga dikenal ramah lingkungan dapat seiring sejalan dengan pemukiman. Waktulah yang akan menjawabnya.