Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan sebanyak 82 calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXX Tahun 2019 telah dilepas secara resmi ke Kampus IPDN Jatinangor, Bandung, Jawa Barat.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani mengatakan para calon praja yang merupakan perwakilan kabupaten/kota se-Sulsel tersebut akan mengikuti tes seleksi penentuan akhir di Jatinangor.
Sekprov Sulsel mengatakan, dalam proses seleksi tersebut, negara betul-betul mengawasi pelaksanaannya secara objektif.
"Kenapa negara harus pastikan semua itu objektif, karena kita ingin mencari kader pimpinan tingkat nasional di era yang akan datang. Ada salah satu yang perlu kita perhatikan, dari semua sistem yang ada, salah satunya adalah proses rekrutmen yang transparansi. Kita semua harus ikut mengawasi," Abdul Hayat dalam keterangannya di Makassar, Jumat.
Ia menjelaskan, satu hal yang perlu dilakukan untuk memperoleh kesuksesan adalah melakukan adaptasi yang benar. Adaptif memiliki jangkauan yang luas, terutama dalam bahasa-bahasa lintas budaya.
"Adaptif terhadap lingkungan di mana saja berada. Insya Allah, akan masuk pada proses-proses yang kita ingin tuju bersama," pesannya.
"Semakin kita jauh dari kampung kita, semakin kita mengenal budaya kita. Tetapi jika tidak ada pembanding, kita tidak akan mengerti budaya kita seperti apa," lanjut Abdul Hayat.
Abdul Hayat juga mengatakan, pemerintah siap memantau semua proses seleksi tersebut.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani mengatakan para calon praja yang merupakan perwakilan kabupaten/kota se-Sulsel tersebut akan mengikuti tes seleksi penentuan akhir di Jatinangor.
Sekprov Sulsel mengatakan, dalam proses seleksi tersebut, negara betul-betul mengawasi pelaksanaannya secara objektif.
"Kenapa negara harus pastikan semua itu objektif, karena kita ingin mencari kader pimpinan tingkat nasional di era yang akan datang. Ada salah satu yang perlu kita perhatikan, dari semua sistem yang ada, salah satunya adalah proses rekrutmen yang transparansi. Kita semua harus ikut mengawasi," Abdul Hayat dalam keterangannya di Makassar, Jumat.
Ia menjelaskan, satu hal yang perlu dilakukan untuk memperoleh kesuksesan adalah melakukan adaptasi yang benar. Adaptif memiliki jangkauan yang luas, terutama dalam bahasa-bahasa lintas budaya.
"Adaptif terhadap lingkungan di mana saja berada. Insya Allah, akan masuk pada proses-proses yang kita ingin tuju bersama," pesannya.
"Semakin kita jauh dari kampung kita, semakin kita mengenal budaya kita. Tetapi jika tidak ada pembanding, kita tidak akan mengerti budaya kita seperti apa," lanjut Abdul Hayat.
Abdul Hayat juga mengatakan, pemerintah siap memantau semua proses seleksi tersebut.