Makassar (ANTARA News) - KH Maimun Zubair (81) mengisyaratkan bersedia menjadi rais aam (pemimpin tertinggi) NU jika seluruh peserta Muktamar NU ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan, memberikan kepercayaan kepadanya.

"Kalau semuanya (menghendaki), saya bersedia," kata Maimun kepada wartawan di lokasi muktamar di Asrama Haji Sudiang Makassar, Rabu.

Namun, pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu menyatakan tidak akan mencalonkan diri, bahkan ia pun kurang setuju jika diusulkan sebagai calon.

"Senang menonjol itu kurang baik. Saya tidak akan mencalonkan diri," kata salah satu kiai senior kharismatis tersebut.

Ketika ditanya mengenai dua kandidat rais aam yakni KH MA Sahal Mahfudh dan KH Hasyim Muzadi, Maimun enggan berkomentar.

"Itu terserah muktamirin," katanya.

Sementara menyangkut mekanisme voting dalam pemilihan rais aam yang mendapat kritik dari sejumlah kalangan di NU karena dianggap tidak sesuai dengan budaya NU, Maimun menyatakan, voting tidak masalah,.

"Voting boleh, tidak ada larangan," katanya.

Pada bagian lain Maimun mengemukakan harapannya agar muktamar NU di Makassar bisa berlangsung dengan damai, tanpa memunculkan konflik seperti terjadi di dalam muktamar di Cipasung pada 1994.

"Saya mempunyai harapan sampai sekarang, kalau ada perselisihan jangan terjadi seperti dulu," katanya.

Ia berharap jika calon rais aam ada dua orang, maka salah satunya sebaiknya diposisikan sebagai wakil.

Menanggapi isyarat kebersediaan Maimun, Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Mahmud Yunus menyatakan, Maimun mungkin berupaya meredakan ketegangan yang dipicu persaingan antara Sahal Mahfudh dan Hasyim Muzadi.

"Karena memang bukan sifat Mbah Maimun untuk mencari jabatan," katanya. (T.S024/S005)
   

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024