Mamuju (ANTARA) - Stok beras yang ada di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Mamuju Provinsi Sulawesi Barat terdampak akibat musim kemarau panjang yang melanda kawasan itu.

Kepala Perum Bulog Subdivre Mamuju Muhammad Yatsir, dihubungi Jumat sore mengatakan, serapan hasil pertanian dari para petani, khususnya beras menurun signifikan sebab para petani di Kabupaten Mamuju mengalami gagal panen akibat areal persawahan mereka kekeringan.

"Serapan hasil pertanian dari para petani berkurang signifikan sebab umumnya mereka mengalami gagal panen akibat musim kemarau panjang. Stok beras yang ada di gudang Bulog umumnya berasal dari serapan dari para petani," kata Yatsir.

Kekeringan lahan persawahan akibat kemarau panjang di wilayah Kabupaten Mamuju lanjut Yatsir, juga terjadi di Kecamatan Kalukku yang merupakan salah satu sentra pertanian di daerah itu.

Saat ini lanjut Yatsir, stok beras yang ada di gudang Bulog Subdivre Mamuju hanya berkisar 300 ton.

"Jika digunakan untuk operasi pasar dalam rangka menjaga stabilisasi harga, stok yang ada (300 ton) itu hanya bisa sampai November 2019 saja," ujar Yatsir.

Ia menyatakan telah menyampaikan ke pemerintah setempat terkait dampak kekeringan akibat musim kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Mamuju yang diprediksi akan berlangsung hingga Desember 2019.

"Diprediksi, hujan baru akan berlangsung pada akhir Desember atau sekitar tanggal 20 Desember 2019. Jika melihat dampak dari musim kemarau panjang itu, maka kemungkinan musim tanam diperkirakan pada awal Januari 2020," tuturnya.

"Namun, kalau stok beras tidak perlu dikhawatirkan sebab kami telah melakukan langkah antisipasi dengan meminta bantuan pasokan dari daerah lain. Jadi kalau stok kita cukuplah dan tidak perlu ditakutkan karena Bulog fleksibel, dimana saja bisa didatangkan," jelas Yatsir.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024