Makassar (ANTARA) - Tim relawan kemanusiaan dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia  Makassar bersama Masyarakat Relawan Indonesia Aksi Cepat Tanggap (MRI ACT) mulai mendirikan posko di dua tempat berbeda yakni bandara dan pelabuhan.

Dekan FTI Universitas Muslim Indonesia (UM)I Makassar Dr Zakir Ir H Zakir Sabara HW, ST, MT, IPM, ASEAN Eng di Makassar, Senin, mengatakan pendirian posko atau Crisis Center dilakukan untuk membantu warga asal Sulsel yang menjadi pengungsi kerusuhan Wamena, Papua.

"Anak-anak bergerak cepat melalui berkoordinasi dengan MRI ACT untuk pendirian posko Crisis Center itu," ujarnya.

Ia mengatakan tim relawan FTI UMI Makassar dengan berbagai keahlian itu bergabung bersama relawan MRI ACT akan membantu para pengungsi begitu tiba di kampung halamannya, Makassar.

Dua tempat posko Crisis Center dan dapur umum didirikan yakni Bandara Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin serta Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.



Berdasarkan jadwal dari PT Pelni Kapal Dobonsolo dengan mengangkut sebagian pengungsi mulai tiba 30 September, kemudian sebentar subuh yang menggunakan pesawat Hercules juga diperkirakan mulai berdatangan mulai Selasa, (1/10).

"Para relawan kita akan backup relawan MRI ACT dengan menyiapkan makanan dan minuman untuk para pengungsi ketika sudah turun dari pesawat atau kapal," katanya.

Head of Region ACT Indonesia Timur Syahrul Mubaraq menyatakan kondisi terbaru yang diterima ACT, warga yang mengungsi dari lokasi pusat kerusuhan mengalami trauma.

Korban trauma dan ketakutan mayoritas dialami kelompok rentan seperti anak-anak, ibu-ibu dan lansia dengan mayoritas pengungsi berada di Jayapura.

Para warga pun merelakan harta benda demi menyelamatkan nyawa menuju posko pengungsian yang aman.

Terdapat pula mereka yang rela berdesak-desakan, mengantri tiket pesawat Hercules untuk eksodus bertemu sanak keluarga di luar Wamena.








 

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024