Makassar (ANTARA) - Pengamat komunikasi politik dan sosial budaya dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Hadawiah Hatita memandang penting memperkuat persatuan pasca-Pemilu 2024 dengan pendekatan komunikasi politik.
"Setelah pihak KPU mengumumkan hasil pemilu, sudah saatnya masyarakat menguatkan kembali persatuan melalui pendekatan komunikasi politik," kata Dr. Hadawiah Hatita di Makassar, Selasa (26/3).
Jika saat pemilu, komunikasi politik suhunya meninggi, kata dia, kini tone harus diturunkan agar semua terkonsentrasi kembali untuk bekerja dan bangun bangsa ini.
Menurut dia, euforia menyalurkan hak politiknya harus dibarengi dengan kerja nyata sehingga pasca-pemilu semuanya kembali normal dan bisa melanjutkan pembangunan.
"Kalaupun ada friksi-friksi yang terlewati melalui komunikasi politik beberapa waktu lalu, komunikasi politik itu digunakan kembali untuk menyatukan semua elemen masyarakat," katanya.
Dengan pendekatan sosial budaya, lanjut dia, pendekatannya lebih pada sisi humanis untuk bersama-sama menggalang persatuan demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Yang jelas, budaya saling menghargai dan menumbuhkan jiwa sosial dengan berbagi seperti pada momen Ramadhan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya," ujarnya.
Para elite politik di Tanah Air, lanjut dia, hendaknya dapat merangkul kembali konstituennya agar tidak ada lagi kubu-kubu dalam masyarakat.
Selain itu, penjaga pilar demokrasi dari perguruan tinggi juga tetap konsisten dalam mengarahkan agar demokrasi di negeri ini berjalan dengan baik.
Peran akademisi dan juga mahasiswa sebagai kontrol sosial dan demokrasi, tidak boleh diremehkan, sehingga jika ada penyimpangan proses demokrasi di lapangan, maka tidak boleh diabaikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perkuat persatuan pasca-Pemilu 2024 dengan komunikasi politik