Jakarta (ANTARA) - Sistem kota pintar dan manufaktur akan menjadi sektor utama yang akan menerapkan jaringan telekomunikasi generasi kelima (5G) lebih dahulu di Indonesia menyusul dorongan permintaan dari konsumen dan masyarakat.

"Rata-rata pelaku bisnis di Indonesia berada di kota-kota besar sehingga sektor-sektor yang berada di wilayah itu akan menjadi yang pertama menerapkan teknologi 5G," kata Direktur Strategi Teknologi Komunikasi dan Informatika Huawei Indonesia Mohammad Rosidi selepas lokakarya "5G Open Mindset" di Jakarta, Jumat.

Selain sistem kota pintar dan sektor manufaktur, Rosidi mengatakan sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan dalam hal pengelolaan sampah, serta transportasi juga akan menerapkan teknologi 5G, terutama yang berlokasi di kota-kota besar.

"Seiring dengan keberadaan jaringan 5G di kota-kota besar, daerah-daerah pinggiran ataupun perdesaan akan juga menerapkan 5G. Itu karena para pengguna jaringan 5G yang sudah merasakan kualitas teknologi komunikasi di kota ingin layanan mereka tersedia di perdesaan," katanya.

Rosidi memperkirakan teknologi jaringan 5G akan mulai diterapkan di Indonesia pada 2022.

"Tapi, itu tergantung pada kesiapan ekosistemnya, termasuk keberadaan perangkat-perangkat yang mendukung ketika teknologi jaringannya sudah siap di Indonesia," katanya.

Rosidi menambahkan penggunaan teknologi jaringan 5G akan lebih masif terasa pada segmen perusahaan dibanding pengguna individu.

"Penggunaan jaringan 5G di perusahaan akan melibatkan hal lain seperti internet of things, kecerdasan buatan, bahkan big data," katanya.


 

Pewarta : Imam Santoso
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024