Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mamuju dan Politeknik Pariwisata Makassar, Sulawesi Selatan bekerja sama dalam mengembangkan kepariwisataan di ibu kota Provinsi Sulawesi Barat itu.

Komitmen pengembangan sektor pariwisata itu diaktualisasikan melalui seminar laporan pendahuluan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (Ripparkab) Mamuju 2019-2025 di Mamuju, Kamis.

Seminar itu dihadiri Wakil Bupati Mamuju Irwan S.P. Pababari, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mamuju Usdi, dan Direktur Politeknik Pariwisata Makassar Muh. Arifin.

Seminar diikuti 100 peserta yang terdiri atas unsur akademisi, komunitas pemerhati pariwisata, pengusaha, tokoh masyarakat, dan media di Kabupaten Mamuju.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mamuju Usdi mengatakan seminar itu untuk menjaring saran, pendapat, dan masukan terkait dengan penyusunan rencana induk pembangunan kepariwisataan Kabupaten Mamuju.

"Selain itu ditargetkan akan terbangun kesamaan persepsi dalam mendayagunakan potensi dari berbagai perspektif sehingga pengembangan pariwisata tidak dilakukan secara parsial atau sendiri-sendiri, melainkan dengan melibatkan semua elemen masyarakat," kata dia.

Pemerintah Kabupaten Mamuju menjadikan pengembangan pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan.

Selain melakukan berbagai inovasi pembangunan fisik sarana publik kepariwisataan, seperti pembangunan sarana air terjun Tamasapi, pengembangan destinasi wisata Pulau Karampuang dan wisata Tanjung Ngalo, saat ini Pemerintah Kabupaten Mamuju juga sedang membangun tower sebagai bagian pengembangan landskap Mamuju yang saat ini banyak disebut dengan Manakarra Tower.

"Pemerintah daerah juga tidak mengabaikan pembangunan melalui pendekatan perencanaan dan penguatan kerja sama dengan berbagai komponen lain. Salah satunya, melalui kerja sama dengan Politeknik Pariwisata Makassar yang diaktualisasikan melalui seminar untuk menjaring masukan terkait konsep pengembangan kepariwisataan di daerah itu," kata dia.

Wakil Bupati Mamuju Irwan S.P. Pababari menyampaikan apresiasi atas langkah Dinas Pariwisata yang telah mulai memperhatikan berbagai aspek pembangunan, yang tidak hanya semata kepada sarana fisik, namun juga mampu menggalang saran, kritik, dan masukan dari seluruh elemen masyarakat. Hal itu menjadi modal besar terhadap pembangunan secara konprehensif.

"Kegiatan ini tidak akan langsung menghasilkan bangunan megah atau sarana yang monumental, namun hanya akan melahirkan sebuah dokumen perencanaan. Tetapi percayalah, pembangunan yang dilakukan dengan perencanaan yang baik pasti akan melahirkan pembangunan yang akan baik pula," kata dia.

 

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024