Banjarmasin (ANTARA) - Kadar garam air sungai Martapura di wilayah Kota Banjarmasin dinyatakan telah turun drastis, dari sebelumnya mencapai 2.000 miligram perliternya, kini sudah ke ambang 285 miligram perliternya, hingga PDAM Bandarmasih kembali dapat memanfaatkan air baku untuk pengolahan air bersih.

Kepala Bagian Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Abdul Wahid di Banjarmasin, Selasa, mengungkapkan, hingga tanggal 22 Oktober 2019 ini berdasarkan sample uji coba yang dilakukan pihaknya terhadap kadar garam yang terkandung di air sungai Martapura Banjarmasin sudah terus menurun.

Tentunya, kata dia, ini karena mulai terjadi hujan, di mana air laut sudah mampu terdorong kembali ke laut.

"Dua hari lalu berdasarkan pantauan kita kadar garamnya masih di atas 500 miligram perliternya, sekarang sudah terus turun, terakhir tinggal mencapai 285 miligram perliternya," tutur Wahid.

Dengan terjadinya penurunan drastis kandungan kadar garam di sungai Martapura Banjarmasin karena kemarau hingga air laut masuk tersebut, bahkan puncaknya pada minggu-minggu lalu hingga mencapai 2.000 miligram perliternya, kini airnya kembali bisa dimanfaatkan sebagai air baku PDAM.

Menurut dia, intek pengambilan air baku di wilayah Sungai Bilu yang sempat distop operasionalnya lebih sebulan karena air sungai di wilayah itu tinggi kadar garamnya, kini sudah bisa dioperasikan kembali.

"Kini intek sungai Bilu sudah bisa beroperasi selama 24 jam," tuturnya.

Dia mengatakan, meski kadar garam air sungai Martapura Banjarmasin belum di bawah ambang batas bisa diolah, maksimalnya itu hanya 250 miligram perliternya, tapi dengan sistem pencampuran, bisa diolah menjadi air bersih.

"Jadi air yang diambil intek sungai Bilu dicampur dengan air yang diambil dari intek sungai Tabuk, hingga kadar garamnya menjadi turun, dan dapat dikirim ke Instansi Pengolahan Air (IPA) di Jalan A Yani," ucapnya.

Dengan bisanya beroperasi maksimal IPA A Yani yang dapat suplai air baku dari intek sungai Bilu tersebut, ujar Wahid, maka produk air bersih PDAM dari IPA itu kembali bertambah 1.700 M3 perjamnya.

Sementara untuk IPA di jalan Pramuka yang disuplai air baku dari intek sungai Tabuk Kabupaten Banjar memproduksi 4.600--4.700 M3 perjamnya.

Dikatakan dia, debit air bagaimana, perbandingan musim kemarau dan musim hujan ini, yakni, masih ada 11.59 persen anatara musim normal dengan kondisi sekarang.

"Tapi yang pasti saat ini sebanyak 170 lebih pelanggan PDAM Bandarmasih tidak lagi perlu khawatir akan air bersih, distribusinua akan kembali normal hingga ke daerah pinggiran," pungkasnya.


Pewarta : Sukarli
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024