Makassar (ANTARA) - Wakil Bupati Gowa, Abdul Rauf Malaganni mengatakan Bank Indonesia turut meningkatkan produk pertanian di Kabupaten Gowa melalui pembinaan kepada 21 kelompok tani di daerah itu.

Hal tersebut terbukti pada panen perdana Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Harapan Jaya yang berhasil menghasilkan 10,4 ton per hektare (Ha) berdasarkan hitungan quickcount dari sebelumnya hanya 6 ton per Ha, atau produktifitasnya meningkat 7,3 persen.

"Terima kasih kepada Bank Indonesia yang memberikan pembinaan dan bantuan kepada para petani kami. Upaya pengembangan klaster padi di wilayah ini memberikan manfaat bagi kesejahteraan petani," kata Abdul Rauf usai melakukan panen perdana padi di Bajeng, Gowa, Jumat.

BI memberikan pembinaan kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan), bantuan Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penggilingan padi generasi baru. Salah satunya kepada Gapoktan Harapan Jaya di Desa Kalemandalle, Kecamatan Bajeng Barat, dan di Desa Sapayya, Kecamatan Bajeng senilai Rp500 juta.

Model pembinaan yang diberikan yakni mengenalkan kepada para gapoktan terkait proses penanaman padi model Hazton yang sifatnya dapat meningkatkan hasil panen berkali-kali lipat.

Kebijakan ini, kata Abdul Rauf didasarkan karena sebagian besar masyarakat Gowa masih menempatkan sektor pertanian sebagai mata pencarian utamanya.

"Tentunya ini akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat petani di masa-masa akan datang," tegasnya.

Kerja sama antara BI dan Pemkab Gowa diharapkan ikut berperan mengendalikan inflasi, hadirnya produk pertanian yang berkualitas dan berdaya saing di pasar lokal maupun domestik, terciptanya kelembagaan petani yang kuat sehingga dapat mengelola proses produksi dari hulu sampai hilir secara baik.

Kabupaten Gowa sebagai wilayah penyangga Kota Makassar masih tetap menempatkan sektor pertanian sebagai sektor yang penting dan strategis dalam pembangunan serta upaya-upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Apalagi luas lahan pertanian di Kabupaten Gowa termasuk lahan pertanian terluas sekitar 34.000 hektare untuk wilayah selatan di Sulsel.

Sektor pertanian merupakan sektor terpenting yang mampu menyerap dan memperluas kesempatan usaha atau lapangan pekerjaan bagi masyarakat, juga memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari tahun ke tahun serta memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap upaya-upaya pengendalian inflasi.

Tercatat produksi beras di wilayah Kabupaten Gowa terus mengalami kenaikan. Pada 2016 produksi beras capai 382.147 ton, 2017 naik menjadi 401.979 ton, 2018 naik 408.899 ton dan 2019 ini naik menjadi 412.964 ton. Sementara, Direktur Kepala Grup Divisi Advisory & Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Sulsel Endang kurnia saputra mengungkapkan dipilihnya Kabupaten Gowa sebagai lokasi proyek pembinaan kali ini karena di anggap daerah berjuluk butta bersejarah ini juga memiliki potensi hasil tani yang sangat baik dan besar.

"Hasilnya kita lihat sangat luar biasa, kita sangat tepat memilih daerah ini. Termasuk proses Hazton yang kita lakukan, sangat berhasil, semoga ini menjadi barokah bagi masyarakat," ungkapnya.

Khusus untuk bantuan kepada Gapoktan Harapan Jaya ini dengan melihat tiga hal. Pertama, karakter yaitu kemauan para anggota gapoktan. Kedua, dinamika kelompok dan ketiga kemauan untuk maju. Gapoktan Harapan Jaya ini membina 21 kelompok tani dengan potensi lahan sawah sebesar 226,42 Ha dan lahan kering sebesar 44,11 Ha.

"Pembinaan ini kita harapkan bisa kami lakukan hingga tiga tahun mendatang. Kami ingin setelah para petani panen langsung dapat dijual berasnya sehingga pertambahan nilainya dapat dirasakan petani, makanya kami juga memberikan bantuan berupa alat MRU ini," tutupnya.


Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024