Makassar (ANTARA) - Kepala Group Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Wilayah Sulsel Endang Kurnia Saputra memberikan apresiasi pada pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang diinilai paling "cantik" di Indonesia.

“(Pertumbuhan ekonomi) Sulsel bak gadis cantik, pertumbuhan ekonomi tinggi di angka 7,46 persen berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,02 persen, dengan inflasi tetap terjaga dan rendah,” kata Endang Kurnia di sela ekpose pertumbuhan ekonomi Sulsel di Makassar, Senin.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Sulsel didukung oleh sektor pertambangan, pertanian, daya beli masyarakat yang cukup tinggi dan belanja pemerintah, yang secara signifikan mendorong investasi di Sulsel.

Karena itu, prediksi pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih meningkat di triwulan keempat 2019, karena didukung oleh harga nikel dunia yang terus naik.

"Jepang sebagai negara tujuan ekspor nikel Sulsel mengambil 100 persen nikel dari Sulsel," jelasnya.

Menyinggung tantangan ekonomi global tahun 2020, Endang mengaku optimistis perekonomian Sulsel tetap stabil.

"Inflasi kita cukup rendah, berada di angka tiga persen, kalaupun naik diperkirakan maksimal di angka empat persen," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Devo Khaddafi melansir tingginya angka pertumbuhan ekonomi Sulsel membuktikan Sulsel telah berada di jalur kebijakan yang tepat.

“Melihat neraca pertumbuhan ekonomi Sulsel merupakan angin segar sekaligus tantangan, namun membuktikan pondasi ekonomi di Sulsel sudah sesuai arah,” kata Devo.

Menurut dia, tingginya angka pertumbuhan di Sulsel didukung oleh optimalisasi beberapa sektor unggulan di Sulsel misalnya dengan mempermudah perizinan investasi serta pembangunan infrastruktur jalan dan bandara di beberapa wilayah terisolir.

"Pemerintah menjamin kemudahan berinvestasi, tidak ada lagi pelayanan perijinan yg berbelit-belit, tidak mahal, cepat, mudah dan murah," tandas Devo.

Selain itu, komitmen Pemprov Sulsel dalam membuka akses terpencil untuk membuka sektor ekonomi baru.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024