Makassar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) pada usia ke-8 sudah mendorong pembentukan 17 Tim Percepatan Akses Keuangan (TPAK) dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Ketua OJK Region Sulampua Zulmi dalam keterangan persnya pada HUT ke-8 OJK di Makassar, Kamis, mengatakan bahwa 17 TPAKD kabupaten/kota dari 24 kabupaten/kota di Sulsel adalah TPKD Bone, Luwu Utara, Selayar, Toraja Utara, Gowa, Sinjai, Takalar, Makassar, Jeneponto, Palopo, Luwu, Maros, Sidrap, Enrekang, Bulukumba, Bantaeng, dan Pangkep.

Menurut dia, OJK selalu berupaya meningkatkan kinerja antara lain dengan menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya, serta melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, OJK selalu berkolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga vertikal, dan industri jasa keuangan. Kolaborasi tersebut diwujudkan dalam bentuk tim kerja maupun forum yang memiliki tujuan yang sama untuk meningkatkan literasi, inklusi, dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu program unggulan TPAKD dalam mendorong percepatan akses keuangan yaitu berupa pola kemitraan inti plasma sektor perikanan komoditas ikan terbang, di mana terdapat perusahaan inti yaitu CV Indah Sari yang bertindak sebagai avalist bagi para nelayan binaannya
Saat ini total penyaluran kredit kepada 194 nelayan binaan dengan total penyaluran kredit Rp9,7 M dengan NPL 0%.

Di samping itu, para nelayan memperoleh fasilitas asuransi jiwa dari PT Asuransi Jasindo. Pola tersebut berhasil meningkatkan kesejahteraan nelayan dimana sebelumnya para nelayan meminjam dari rentenir dan menjual hasil tangkapannya kepada para rentenir dengan harga jual 50 persen dari harga pasar.

Program ini menghantarkan TPAKD Provinsi Sulsel menjadi salah satu nominasi TPAKD Award tingkat nasional. Pola kemitraan serupa telah diperluas ke komoditas lain, yaitu komoditas singkong di Gowa, dan akan terus diperluas pada komoditas unggulan di daerah-daerah lainnya.

Dalam rangka edukasi dan perlindungan konsumen, lanjut Zulmi, dibentuk Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan FKIJK) dengan bersinergi dengan seluruh lembaga jasa keuangan untuk bersama-sama mengedukasi secara masif untuk lebih mengetahui produk-produk jasa keuangan dan meningkatkan literasi masyarakat.

Keanggotaan FKIJK Sulselbar mencakup seluruh lembaga jasa keuangan di Sulsel dan Sulbar, baik di sektor perbankan, pasar modal, maupun IKNB yang jumlahnya sekitar 250 lembaga jasa keuangan.

Hingga 30 Oktober 2019, OJK Sulampua telah diberikan 1.088 layanan konsumen, baik terkait sektor perbankan, pasar modal, dan IKNB.

Adapun aset perbankan di Sulsel posisi September 2019 tumbuh 7,48 persen dengan nominal mencapai Rp152,7 triliun, ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 7,07 persen menjadi Rp99,55 trilliun, dan pertumbuhan kredit 5,75 persen dengan nominal Rp125,7 trilliun.

Sejalan dengan itu, kinerja penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulsel juga terus meningkat. Pada 2018, realisasi KUR di Sulawesi Selatan mencapai Rp6,5 triliun atau 121,9 persen target awal 2018 sebesar Rp5,4 triliun.

OJK Sulampua mencatat hingga September 2019, realisasi KUR telah mencapai Rp6,80 triliun atau 102,94 dari target sebesar Rp6,63 triliun yang disalurkan kepada 271.023 debitur.

Pada industri keuangan non bank (IKNB), total aset dana pensiun mencapai Rp1,04 triliun, piutang perusahaan pembiayan mencapai Rp13,58 triliun, pinjaman pergadaian mencapai Rp4,02 triliun, aset LPE mencapai Rp1,08 triliun, dan aset perusahaan modal ventura mencapai Rp63 miliar.

Pada industri pasar modal, capaian kinerja signifikan ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor sebesar 71,13 persen menjadi 43.148 investor, disertai nilai transaksi mencapai Rp8,77 triliun.

Hingga September 2019, realisasi akses keuangan di Sulawesi Selatan mencapai 1.647.334 rekening yang terdiri dari 4.581 akses kredit UMKM, 271.023 rekening KUR, 910.944 rekening DPK, 41.642 rekening kredit, 948 rekening kredit ultra mikro, 53.235 simpanan pelajar, 92.340 tabungan laku pandai.

Selain itu terdapat 14.548 rekening investasi, 28.099 rekening pembiayaan, 102.309 rekening asuransi mikro, 103.362 rekening tabungan emas, dan 16.501 rekening KPR bersubsidi.

"Capaian tersebut tidak lepas dari koordinasi yang intensif dan sinergi yang produktif antara Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, TPAKD, dan FKIJK Sulselbar," ujar Zulmi.

 

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024