Makassar (ANTARA) - Lembaga Serum Institute memaparkan hasil survei jelang Pilkada Maros berkaitan dengan konstalasi politik beberapa bakal calon di kabupaten bertajuk Salewangan tersebut untuk meraih simpati pemilih pada Pilkada serentak, 23 September 2020

"Dari hasil survei awal, konstalasi politik di Maros ada beberapa hal menarik, salah satu pasangan bakal calon Chaidir-Suhartina masih diunggulkan di berbagai lembaga survei, termasuk kami yang merilis di angka 19,5 persen," kata Direktur Riset Serum Institute, Ahmad Amiruddin, di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Selain itu, ia memaparkan saat diskusi Pilkada 'Mencari Penantang Chaidir-Suhartina di Pilkada Kabupaten Maros 2020', salah satu figur yang saat ini terus mendapatkan dukungan politik dari publik yakni Muhammad Ramli Rahim yang juga Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI).

"Untuk hasil survei Ramli Rahim juga menjadi pesaing bahkan hasilnya berada di angka 16,2 persen, disusul H Hamil Mattotorang 11,6 persen, kemudian Chaidir Syam 8 persen, selanjutnya Nurhasan 5,8 persen, Andi Najamuddin 3,2 persen dan Hafid Pasha 2,5 persen," sebutnya.

Untuk pelaksanaan survei tersebut, kata dia, berlangsung 20-28 Oktober 2019, dengan sebaran 800 responden di semua kecamatan, dengan metode multistage random sampling (acak), dan margin eror +/- 5 persen.

Selain itu bil melihat hal menarik pada konstelasi politik Pilkada Maros di mata publik, karena tidak ada petahana yang maju, sehingga menjadi lebih dinamis. Bahkan figur-figur lain pun bermunculan.

"Saat ini masih menjadi tantangan ke depan para kandidat, karena tingkat pemilih yang belum menentukan pilihannya masih sangat tinggi. Dari survei ada 21,5 persen memang belum menentukan sikap siapa yang akan didukung, sehingga memang Pilkada Maros ini belu. bisa dipastikan siapa yang berhasil meraih simpati pemilih," beber alumnus Pascasarjana UGM ini

Berkaitan dengan figur Ramli Rahim, kata dia, sangat berpeluang karena mampu mengali keinginan masyarakat dan menjadi pilihan baru bagi mereka. Namun tidak menutup kemungkinan kandidat-kandidat lain juga akan bermunculan untuk menjadi penantang baru.

Pengamat Politik dari Universitas Bosowa Arief Wicaksono mengemukakan, bila melihat hasil survei awal ini tentu peluang semua kandidat hampir sama, meskipun telah ada pasangan yang mendeklarasikan diri yakni Chaidir-Suhartina.

Meski demikian, tidak adanya incumben atau petahana di Pilkada Maros, tentu memperluas spektrum pilihan masyarakat, begitu pun Parpol akan bekerja menggunakan jaringannya. Sebab, saat ini masyarakat Maros sudah cerdas memilih pemimpinnya.

Meski Suhatina diketahui Ipar dari Bupati Hatta Rahman yang saat ini menjabat, namun kekuasaan itu ada batasnya, dan publik tahu mana yang pantas menjadi pilihan mereka saat Pilkada nanti.

Berkaitan dengan Muhammad Ramli Rahim (MRR) yang terus meraih simpati publik, meskipun secara tidak langsung ia melakukan perkenalan menggunakan jaringan nasional atas jabatan yang melekat di dirinya sebagai Ketua Umum IGI, namun hal ini dianggap efektif.

"Akan ada tarung bebas di Pilkada Maros. Publik pun sudah cerdas dan bebas memilih menurut pilihannya. Tidak ada yang bisa mengalahkan strategi Pilkada, sebab itu bukan strategi pasti. Sosok Ramli Rahim pun punya peluang besar di Maros," tambahnya.

Salah seorang Tokoh Masyarakat Kabupaten Maros, Rahmat , dalam diskusi politik itu mengatakan, konstalasi politik di sana begitu cair, bahkan banyak figur baru yang bermunculan sehingga peta politik akan semakin dinamis.

"Salah satu penantang Ramli Rahim juga mulai dilirik masyarakat disana, karena sudah menjadi figur di tingkat nasional, sedangkan lainnya belum ke arah sana. Tapi semua kandidat berpeluang meraih simpati masyarakat," paparnya.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024