Mamuju (ANTARA) - Front Perjuangan Pemuda Indonesia Pimpinan Kota Kabupaten Mamuju mengajak semua pihak mengedepankan persatuan dalam membangun bangsa.
"Kami mengajak kepada seluruh masyarakat di Sulbar untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa," kata Ketua FPPI Mamuju, Muhammad Suyuti di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, semua pihak mesti juga mengedepankan kearifian lokal dalam membangun bangsa.
"Kearifan lokal yang mengandung nilai nilai kehidupan yang baik mengayomi seluruh masyarakat dan membangun kerukunan mesti terus diamalkan," katanya.
Menurut dia, di bangsa ini ada pihak yang mencoba melakukan segala cara untuk mencapai kepentingannya bahkan dengan melakukan politisasi mengatasnamakan agama.
Padahal itu hanyalah kedok untuk mencapai kepentingannya yang bertujuan ingin mengadu domba dan memecah belah bangsa.
"Kami menolak konspirasi politik reuni 212, karena ini dikhawatrikan adalah pihak kecewa dan terus mendiskreditkan pemerintah, yang dapat mengancam keutuhan bangsa," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya akan terus mengawal persoalan kemasyarakat kebangsaan dan keutuhan negara.
"Kami akan mengawal pembangunan berkeadilan berpihak kepada masyarakat kami menolak segala politisasi paska pemilu, yang bisa merusak keutuhan bangsa," katanya.
Ia menyampaikan, FPPI akan mengawal persoalan kerakyatan yakni persoalan yang merugikan petani buruh dan nelayan dan persoalan demokrasi yang tidak sehat serta mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara dari ronrongan pihak luar.
"Kami mengajak kepada seluruh masyarakat di Sulbar untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa," kata Ketua FPPI Mamuju, Muhammad Suyuti di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan, semua pihak mesti juga mengedepankan kearifian lokal dalam membangun bangsa.
"Kearifan lokal yang mengandung nilai nilai kehidupan yang baik mengayomi seluruh masyarakat dan membangun kerukunan mesti terus diamalkan," katanya.
Menurut dia, di bangsa ini ada pihak yang mencoba melakukan segala cara untuk mencapai kepentingannya bahkan dengan melakukan politisasi mengatasnamakan agama.
Padahal itu hanyalah kedok untuk mencapai kepentingannya yang bertujuan ingin mengadu domba dan memecah belah bangsa.
"Kami menolak konspirasi politik reuni 212, karena ini dikhawatrikan adalah pihak kecewa dan terus mendiskreditkan pemerintah, yang dapat mengancam keutuhan bangsa," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya akan terus mengawal persoalan kemasyarakat kebangsaan dan keutuhan negara.
"Kami akan mengawal pembangunan berkeadilan berpihak kepada masyarakat kami menolak segala politisasi paska pemilu, yang bisa merusak keutuhan bangsa," katanya.
Ia menyampaikan, FPPI akan mengawal persoalan kerakyatan yakni persoalan yang merugikan petani buruh dan nelayan dan persoalan demokrasi yang tidak sehat serta mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara dari ronrongan pihak luar.