Makassar (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan wilayah Sulawesi Maluku (Sulama) secara resmi memperkenalkan "call name" atau nama panggilan yang disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJamsostek).

Call name ini diperkenalkan langsung oleh Assisten Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BP-Jamsostek wilayah Sulama, Erfan Kurniawan bersama Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Sulama, Toto Suharto pada media gathering BPJS Ketenagakerjaan yang menghadirkan awak media dari wilayah Sulama di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin.

"Nama institusi kami tetap BPJS Ketenagakerjaan tetapi nama panggilan ini sebagai alat campaign agar masyarakat mengenal lebih cepat manfaat yang kami berikan dan mampu membedakan antara BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan," jelas Erfan.

Pada kegiatan yang dilaksankan sejak 9-11 Desember itu, Erfan menyampaikan bahwa nama panggilan tersebut telah diaplikasikan dalam bentuk visual sejak 1 Desember 2019 dengan penulisan "bpjamsostek".

Kata Erfan, kebijakan call name ini pun kian mendapat respon, bahkan muncul perdebatan penggunaan nama BPJamsostek. Oleh karena itu, ke depannya akan tetap dilakukan evaluasi kepada masyarakat terhadap strategi perkenalan BPJS Ketenagakerjaan melalui BP-Jamsostek.

"Tetap kami akan melakukan evaluasi dengan beberapa cara kepada masyarakat, apakah mereka telah mengenal kita sebagai penyelenggara sosial," tandasnya.

Sementara itu, Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Sulama, Toto Suharto mengemukakan bahwa pihaknya tidak mengubah semuanya termasuk nama BPJS Ketenagakerjaan sebab telah tertuang dalam undang-undang, namun BPJS Ketenagakerjaan akan lebih diperkenalkan melalui slogan BPJamsostek.

"Beberapa media sosial kami sudah mulai kami ubah menjadi BPJamsostek, seperti instagram karena ini adalah program nasional yang saat ini juga mulai disosialisasikan melalui media," ungkap Toto.

Toto mengaku bahwa penggunaan nama panggilan BPJamsostek menjadi salah satu strategi meningkatkan kepesertaan agar masyarakat lebih mudah membedakan dengan jaminan sosial kesehatan.

Hal ini lantaran beberapa kasus didapati bahwa masyarakat belum bisa membedakan antara BPJS Ketenagakerjaan dengan BPJS Kesehatan. Kebingungan yang kerap muncul di masyarakat ini, lanjut Toto, menjadi salah satu alasan penggunaan nama panggilan BPJamsostek yang telah akrab di masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Toto juga menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, BPJS Ketenagakerjaan baru saja memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke 42 tahun yang cikal bakalnya berasal dari hadirnya jaminan sosial di Indonesia.

"Jadi BPJS itu hadir baru lima tahun, tetapi untuk jaminan sosial telah ada sejak 42 tahun lalu. Karena jangan sampai masyarakat berfikir bahwa kita tidak bisa mengcover klaim yang diajukan masyarakat karena kami masih baru. Padahal kita hadir sudah lama," jelasnya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024