Makassar (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) terus fokus melatih para anggota agar bisa menetapkan standar Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) sebagai upaya menghadapi kampanye hitam sawit yang dilakukan oleh LSM asing.

Sekretaris Jenderal Apkasindo Sulaiman Husain Andi Loeleo di Makassar, Selasa, mengatakan pola pelaksanaan perkebunan harus mengikuti standar ISPO agar tidak menjadi celah yang dapat dimanfaatkan pihak asing.

"Jadi memang harus diperbaiki sehingga tidak ada alasan LSM asing merusak citra sawit kita," katanya.

Ia mengakui industri sawit Indonesia sering mendapat serangan dari negara lain, terutama Eropa, karena pemanfaatan sawit yang dianggap dapat mengganggu keseimbangan alam.

"Perkebunan petani sawit harus mengacu pada standar ISPO dan itu tidak bisa ditawar lagi," ujar Kepala Wilayah Apkasindo Sulsel tersebut.

Pakar Pertanian dari Universitas Hasanuddin Prof Dr La Ode Asrul mengatakan ide pengembangan sekolah sawit khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) merupakan upaya nyata dalam meredam isu negatif yang kerap menerpa industri sawit Tanah

Ia juga mendukung dan siap ambil bagian dalam pengembangan sekolah sawit demi mengangkat perekonomian petani sekaligus membuat sawit lebih ramah lingkungan.

"Ide pengembangan sekolah sawit merupakan hal yang positif. Sebab di sekolah sawit, kita bisa mendidik dan mengajarkan tenaga (petani) muda di desa agar di samping fokus untuk meningkatkan pendapatan juga sekaligus menjaga lingkungan sekitarnya," kata dia.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024