Makassar (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai lembaga kemanusiaan di Indonesia khususnya ACT wilayah Sulawesi Selatan dirundung duka atas wafatnya seorang relawan asal Kabupaten Soppeng, Yusparas Wandi (24).

Setelah berjuang melawan sakit tumor yang dideritanya sejak tahun 2017, pria yang akrab disapa Wandi itu kembali ke pangkuan Ilahi pada Senin subuh, tepatnya pada pukul 05.00 Wita. "Innalillahi wainnailaihi radjiun, kami sangat kehilangan sahabat kami. Almarhum semasa hidupnya tidak pernah mengeluh dengan sakit yang dideritanya," kata Humas ACT Sulsel, Mustafa, Senin.

Sakit yang diderita Wandi tidak menjadikannya patah semangat. Kegigihannya ini dibuktikan dengan tetap menebarkan manfaat bagi orang banyak dengan menjadi Relawan Kemanusiaan MRI-ACT pada Februari 2018.

Tidak hanya itu, selang beberapa bulan kemudian, pria yang berdomisili di Citta Kabupaten Soppeng itu harus dioperasi atas penyakit yang dideritanya. Lagi-lagi hal itu tidak menjadi penghalang baginya menebar kebaikan lewat aksi-aksinya di ACT Sulsel

"Dengan keadaannya yang seperti itu tidak menjadikannya patah semangat, tetapi justru lebih semangat," kata Mustafa.

Bahkan, dalam kondisi menggunakan tongkat, Wandi turut mengikuti Pemilihan Pemuda Pelopor hingga dirinya berhasil mewakili Sulawesi Selatan ke Tingkat Nasional Tahun 2018 lalu. Atas dasar ini, ia kian aktif dalam bidang kemanusiaan, seperti pengabdian pada masyarakat.

Tidak bisa dipungkiri jika banyak orang yang merasakan kehilanganya, mulai dari teman seperjuangan di bangku perkuliahan, serta para relawan dalam setiap aksi sosial kemanusiaan ACT-MRI Soppeng hingga masyarakat umum.

Kepala Cabang ACT Sulsel, Faizal Agunisman menyatakan Keluarga besar Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu relawan terbaik yang pernah dimiliki ACT Sulsel, Yusparas Wandi.

"Mari saling menguatkan dan saling mendoakan, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran, serta semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu wa Taála," ungkapnya.

Kepergian Wandi dinilai ibarat pepatah bugis yang mengatakan "Buru' buku-buku teppaja nacarita tauwe". Kutipan ini berarti "walaupun telah meninggal, banyak orang yang masih mengingatnya, membicarakannya karena kebaikan-kebaikan yang dilakukannya semasa hidupnya".

"Terima kasih telah bersama kami dalam perjuangan ini dan terima kasih telah menjadi relawan terbaik serta menginspirasi kami semua," kata Faizal mewakili seluruh relawan ACT Sulsel.*

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024