Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tana Toraja mendorong petani milenial mengembangkan tanaman hortikultura karena prospek pasarnya yang makin cerah.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tana Toraja, Sumedi di Makassar, Senin, mengatakan potensi pengembangan tanaman hortikultura di bumi berjulukan "Laki padada" itu, cukup baik.

Dia menyebutkan sejak dua tahun terakhir, petani milenial terus dimotivasi untuk tidak meninggalkan tanah agraris yang terkenal dengan sayur-mayur dan buah-buahannya.

Sebagai gambaran, pada program tahun 2019, Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan bibit untuk dibudidayakan di lahan 10 hektare per kelompok tani.

Hal itu dibenarkan seorang petani milenial dari Kelompok Tani Madandan yang telah menerima bibit bawang merah dari Ditjen Hortikultura, Kementan.

Menurut dia, setiap hari bersama dengan sembilan anggota kelompok taninya membudidayakan tanaman cabai, tomat dan sayuran secara organik di atas lahan 10 hektare. "Hasil budidaya itu kami kemudian menyuplai Pasar Rantepao dan Pasar Bolu," katanya.

Hasil tersebut kemudian menjadi contoh bagi petani lainnya sehingga kini makin banyak yang mengembangkan tanaman organik dan masyarakatpun makin tertarik memakan makanan organik yang sehat.

Apalagi, lanjut Latief, lahan pertanian miliknya merupakan integrasi tiga komoditas sekaligus. Ini diyakininya sebagai upaya mewujudkan budidaya ramah lingkungan.

Dia mengatakan di kelompoknya ada integrasi peternakan, perikanan dan hortikultura. Pupuk dari ternak tersebut sedang mengurangi bahkan menghilangkan pestisida berbahan kimia karena diyakini pertanian berbasis organik penting untuk menjaga keamanan konsumen.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024