Makassar (ANTARA) - Pengurus organisasi keagamaan, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sulawesi Selatan, berencana menggelar ritual serta parade budaya dan arak-arakan ogoh-ogoh saat perayaan Hari Raya Nyepi di Kota Makassar.

"Ritual melasti akan dilaksanakan di Pantai Akkarena pada Minggu 22 Maret dan akan diikuti ribuan umat Hindu di Makassar," tutur Sekretaris PDHI Sulsel, Gede Durahman saat bertemu Pj Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb , Jumat.

Menurut dia, ritual ini dimaksudkan untuk membuang kotoran atau hal-hal yang negatif di pikiran dengan melakukan persembahyangan di pantai.

"Di sana akan dilakukan membersihkan diri baik secara jasmani maupun rohani. Selain itu, rencana digelar parade budaya sekaligus mengarak ogoh-ogoh yang akan dilakukan mulai jam sepuluh pagi," paparnya sembari melaporkan jadwal kegiatan.

Gede Durahman menjelaskan, Melasti berasal dari kata Mala yang artinya kotoran dan Asti artinya membuang atau memusnahkan.

Melasti memiliki makna untuk membersihkan, menghanyutkan segala kekotoran yang ada pada badan dan pikiran manusia melalui peningkatan Sraddha dan Bhakti (Iman dan Taqwa) kepada Hyang Widhi Wasa disebut Tuhan Yang Maha Esa .

Selanjutnya, pada 24 Maret akan dilakukan Tawur Agung Kesanga di Pura Giri Natha Makassar, dan memasuki pukul 00.00 WITA per 25 Maret sebagai awal dimulainya Catur Brata penyepian selama 24 jam.

"Kurun waktu itu kita lakukan penyepian, yakni tidak menyalakan api sebagai simbol meredam kemarahan dan mengendalikan emosi, nafsu di dalam diri. Tidak menonton televisi, tidak pergi kemana-mana, tidak melaksanakan hiburan dan berdiam diri di rumah," ucap dia.

Sebagai bentuk perayaan Hari Raya Suci Nyepi dan Tahun Baru Saka 1942 atau 2020. Selain acara Melasti, ritual dan hiburan juga disiapkan hingga memasuki puncak acara pada 25 Maret yang dipusatkan di Pura Giri Natha Makassar.


Tidak hanya Melasti, sejumlah kegiatan sosial seperti donor darah, bakti sosial, penghijauan, anjangsana ke panti asuhan, jalan sehat sambil membersihkan lingkungan akan dijalankan.

Bahkan Dharmadana, yaitu kewajiban bagi umat Hindu untuk menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk berderma kepada yang kurang beruntung.

Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb pada kesempatan itu berharap, kepada seluruh warga kota bersama umat Hindu di Kota Makassar ikut berperan serta dalam menciptakan ketentraman dan kedamaian antar ummat beragama di Kota Makassar.

"Alhamdulillah, masyarakat kota Makassar sejak dulu dikenal memiliki jiwa toleransi antarberagama yang begitu tinggi. Kami ingin menyampaikan terima kasih atas sumbangsih saudara-saudara kita ini sama-sama menjaga ketentraman," harapnya.

"Semoga saja perayaan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka 1942 ini menjadi momentum bersama dalam menjaga rasa perdamaian antarsesama warga, mengingat akan digelar Pilkada Pemilihan Wali Kota Makassar," tambahnya.

 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024