Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan meluncurkan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) usia dini sebagai upaya meminimalkan kecelakaan kerja.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Provinsi Sulsel Andi Darmawan Bintang mengatakan, pihaknya melibatkan sekolah sebagai bagian dalam menyosialisasikan pentingnya K3.

"Kita juga telah mengundang hingga 8 perusahaan yang mana perusahaan-perusahaan tersebut ternyata juga memiliki sekolah binaan," katanya.

"Dengan adanya sekolah binaan membuat perusahaan lebih mudah melakukan sosialisasi bagaimana pentingnya K3," kata dia pada sosialisasi dan diskusi "Komitmen Pelaksanaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Sektor Jasa Konstruksi dengan Penguatan Sistem Managemen K3" di Makassar, Selasa.

Ia menjelaskan, dengan Program K3 usia dini ini diharapkan anak dari orang tua yang pekerja, bisa memberitahukan kepada orang tuanya untuk selalu mengutamakan keselamatan.

"Seperti halnya ketika orang tua keluar dari rumah menuju tempat kerja malah tidak memakai helm. Di sinilah peran dari anak yang sudah mengikuti program K3 usia dini untuk memberitahukan pentingnya menjaga keselamatan," ujar Darmawan Bintang yang mewakili gubernur saat membuka kegiatan tersebut.

Dia juga menjelaskan hal yang membuat K3 tidak diberlakukan maksimal yakni adanya kebiasaan atau budaya di masyarakat, yakni seorang yang menganggap dirinya laki-laki.

Misalnya, ada kebudayaan yang bisa diajarkan sejak kecil yakni ketiga terjatuh, maka sering orang tua menganggap tidak apa-apa karena begitu dianggap biasa bagi seorang laki-laki.

Begitupun saat kecelakaan juga terkadang disebut itu sudah biasa bagi laki-laki.

"Padahal kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja. Jadi mengubah kebiasaan atau budaya merupakan hal yang tidak mudah sehingga jika bisa dilakukan maka luar biasa," ujarnya.


Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024