Makassar (ANTARA) - Aktivitas sejumlah pasar di Kota Makassar dan Kabupaten Maros Sulawesi Selatan menurun meskipun tidak ada penutupan pasar menyusul imbauan pemerintah untuk menjaga jarak sosial dan berdiam diri di rumah selama 14 hari  .

"Sudah sepekan ini sepi pembeli, bahkan sebagian pemilik kios memilih sudah tidak berjualan dulu," kata salah seorang pedagang Djumriah di Pasar Pannampu, Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, meskipun tetap berjualan karena masih mendapatkan suplai dari pedagang pengumpul atau distributor, namun yang datang ke pasar untuk membeli hanya dapat dihitung jari.

Pedagang di Pasar Sentral Maros, Abd Rahman mengatakan, meskipun ada anjuran untuk tidak keluar rumah terkait upaya mencegah penyebaran COVID-19, namun karena berjualan sembako maka harus tetap berjualan agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi selama 14 hari di rumah.

"Kalau kita semua tidak berjualan, mau makan apa yang tinggal di rumah. Kami juga kalau tidak berjualan, keluarga di rumah mau makan apa?" ujarnya.

Lesunya aktivitas pasar di sejumlah pasar tradisional dan modern di Kota Makassar dan daerah tetangga Kabupaten Maros berdampak, penghasilan para pedagang diakui rata-rata turun hingga 50 persen dibandingkan kondisi normal.

Sementara adanya imbauan melakukan pembatasan sosial (social distancing) dari pemerintah, dua mal di Makassar sudah ditutup sementara yakni Mal Ratu Indah dan Mal Nipah. Sedang mal lainnya masih tetap buka, namun jam operasionalnya dikurangi yakni dari pukul 10.00 Wita - 23.00 Wita dalam kondisi normal, menjadi 11.00 Wita - 20.00 Wita. Suasana aktivitas jual beli yang sepi di Pasar Sentral Kabupaten Maros, Selasa. ANTARA/Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024