Makassar (ANTARA) - Rumah Sakit Sayang Bunda  di Jalan Hertasning, Makassar dijadikan sebagai tempat layanan "screening pra hospital" untuk mencegah penularan  dan penanganan Coronavirus Disease (COVID-19) .

"RS Sayang Bunda semula akan dijadikan rumah sakit darurat untuk menangani Orang Dalam Pantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19, namun batal, sehingga diputuskan menjadi tempat screening (penyaringan)," ujar Ketua Tim Relawan RS Darurat COVID-19, Dr Hisbullah melalui siaran persnya yang diterima pada Minggu.

Ia menuturkan, awalnya seluruh pasien rawat inap di rumah sakit tersebut dipulangkan karena direncanakan menjadi RS Darurat, selanjutnya dibersihkan karena  akan menampung dan merawat pasien ODP dan PDP,  tetapi belakangan dibatalkan.

Untuk  memaksimalkan RS Sayang Bunda yang sudah terlanjur kosong ini, kata dia, maka pihaknya bersama seluruh komponen relawan yang terbentuk berinisiatif membuka layanan screening pra hospital untuk mencegah penyebaran COVID-19 secara meluas.

"Kami sudah melaksanakan layanan selama empat hari, dan alhamdulillah sejauh ini sdh diperiksa dan diobati lebih 100 orang. Kami melihat ada kecenderungan jumlah pasien semakin meningkat karena jumlah pasien sejak kemarin sebanyak 60 orang," beber dia. 

"Sebenarnya banyak pasien yang sangat terpaksa kami tolak karena keterbatasan tenaga dokter yang akan memeriksa. Seandainya dokternya banyak, mungkin bisa dua kali lipatnya," ungkap dia menambahkan.

Dokter Spesialis Anestesiologi ini mengemukakan unntuk memperjelas keberadaan RS Sakit Darurat COVID-19 maka diuraikan bahwa tujuannya berupaya 
menahan laju pertambahan kunjungan RS terkait Corona, agar RS rujukan tidak kewalahan. 

"Kami berpendapat masyarakat yang pernah kontak dengan yang positif tidak perlu semuanya ke RS. Demikian juga ODP tidak perlu semua dirawat di RS agar RS fokus utk merawat PDP maupun positif Corona," ujarnya menjelaskan.

Selain itu, pihaknya berusaha mengurangi beban Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Klas 1 lainnya agar mereka bisa fokus melayani pasien reguler. Bahkan Diusahakan agar pasien yg terjangkit korona tidak bercampur dan berdesakan dengan pasien lainnya di Faskes guna mengurangi resiko penularan dan ketidak nyamanan. 

"Kami berusaha memberikan layanan terbaik dengan memperlakukan pasien terkait korona ini dengan baik, nyaman dan manusiawi. Mngingat RS yang kami kelola cukup luas dan memiliki area parkir luas,  ruang tunggu yang telah ditata dan pasien dan pengantar berjarak dua meter," katanya.

Sementara untuk ruang periksa, labolatorium farmasi sudah diatur dan tenaga media tetap  menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) memadai untuk memininalkan resiko penularan dari pasien ke tenaga kesehatan. Begitupun alur masuk mulai registrasi, ruang tunggu, ruang periksa, labolatorium, farmasi, alur pulang sudah sesuai standar.

Bahkan dilakukan juga edukasi dan informasi langsung oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang tergabung dlm Tim Bantuan Medis (TBM) se-Kota Makassar. Dari pemantauan, program yang dijalankan mahasiswa ini sangat efektif sebagai media pembelajan buat masyarakat, karena terjadi proses tanya jawab.

"Kami berusaha agar masyarakat tenang, karena sebagian warga mulai gelisah ke mana mereka akan periksa seandainya timbul gejala seperti yg diinformasikan. Maka kami hadir sebagai salah satu alternatif dan solusi atas kebutuhan layanan kesehatan terkait COVID-19," paparnya.   

Keberadaan RS Darurat COVID-19, tambah dia untuk melakukan screening pra hospital yang merupakan implementasi konkrit dari sistem penanggulangan gawat terpadu SPGDT. Program ini merupakan upaya membangun sistem yang akan diintegrasikan dengan program promotof, preventif dan kuratif. 

"Kami akan menganalisis data ini dan selanjutnya akan mengkomunikasikan dgn pemerintah. RS Darurat COVID-19  Makassar ini untuk screening pra hospital dikelola secara swadaya dan mandiri,  bertumpu pada donasi dari masyarakat dengan dikelola relawan pegiat bencana yang malang melintang diberbagai bencana dalam dan luar negeri," tambahnya.

Hisbullah pun berterima kasih kepada semua pihak yang membantu baik itu masyarakat, ormas, komunitas yang dengan tulus ikhlas dalam pemberian bantuan berupa bentuk barang seperti APD, Alat Kesehatan (alkes), obat-obatan, logistik, makanan, air minum maupun dana transfer untuk digunakan dalam percepatan penanganan pandemi korona.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024