RSGMP Unhas gelar pemeriksaan gigi gratis di Hari Disabilitas Internasional
Makassar (ANTARA) - Tim Dokter Rumah Sakit Gigi Mulut dan Pendidikan (RSGMP) Universitas Hasanuddin (Unhas) dilibatkan dalam kegiatan memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024 dengan melaksanakan pemeriksaan gigi gratis di Balai Rehabilitasi dan Perlindungan Sentra Wirajaya Makassar, Sulawesi Selatan.
"Pemeriksaan gigi gratis ini merupakan rangkaian kegiatan Memperingati Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2024 kemarin. Di saat yang sama panitia pelaksana juga meminta kami untuk ikut serta dalam kegiatan ini," kata Dokter Gigi dan Anak RSGMP Unhas Andi Sri Permatasari di sela pemeriksaan gigi gratis, Selasa.
Ia menjelaskan, tim dokter yang diturunkan selain dari RSGMP Unhas juga melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas, dibantu UPT Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut (RSKD) Pemprov Sulsel dengan menghadirkan kendaraan mobile laboratorium gigi dan mulut.
Saat ditanyakan bagaimana memperlakukan penyandang difabel terutama anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk perawatan giginya, kata dia, khusus di RSGMP Unhas maupun FKG Unhas telah menyiapkan konten khusus terhadap anak-anak maupun individu yang difabel.
"Di kegiatan ini kami juga memberikan penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gigi termasuk perawatan gigi sederhana kepada peserta. Seperti pencabutan gigi sederhana, usia gigi susu anak-anak yang sudah goyang hingga penambalan gigi sederhana," katanya.
Dokter Gigi perempuan disapa akrab Andis ini mengungkapkan, memang dokter agak kesulitan memperlakukan anak ABK maupun disabilitas tertentu yang ingin mencabut atau menambal giginya, sebab penanganannya berbeda-beda dengan orang biasa.
"Memang ada sedikit kesulitan pencabutan gigi dan perawatannya pada anak-anak ABK, karena banyak macamnya ada down syndrome, autis bahkan anak dengan kelainan jantung. Jadi, setiap kelainan itu punya tantangan tersendiri, sehingga kami membutuhkan manajemen perilaku khusus," ucap dokter Andis.
Namun, apabila dalam kondisi tertentu dan anak tidak kooperatif saat proses pencabutan maupun penambalan giginya maka langkah medis yang biasa dilakukan adalah dengan jalan operasi untuk memperbaiki keluhan pada pasien anak pada gigi dan mulutnya.
Hal menarik lainnya, kata Andis, bila melayani penyandang disablitas seperti tuna wicara, dokter gigi dianjurkan paham bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan pasien, tetapi biasanya mereka didampingi keluarga atau rekannya yang normal saat pemeriksaan.
"Kita juga harus tahu bahasa isyarat terutama pasien yang tuna wicara. Seperti yang ada saat ini, ada beberapa pasien yang diperiksa dokter tapi menggunakan bahasa isyarat, namun masih bisa dilayani," katanya.
Sebelumnya, sejumlah lembaga dan organisasi masyarakat sipil yang peduli terhadap disabilitas menggelar aksi kolektif saat memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024 bertema 'Menuju Inklusi Membangun Kesadaran dan Dukungan untuk Penyandang Disabilitas di aula Balai Rehabilitasi dan Perlindungan Sentra Wirajaya Makassar.
Disediakan pula stan pojok senyum (pemeriksaan gigi gratis PPDGS), pojok sehat (pemeriksaan Kesehatan), pojok bahasa isyarat, pojok kreasi dan karya disabilitas, pojok baca, pojok kerja (Disnaker), pojok kartu konsesi teman Bus, pojok donor darah (PMI), pojok rehab medik (Perdosri) dan pojok curhat.
Sejumlah kegiatan juga digelar seperti, tarian anak disabilitas, pembacaan puisi talkshow inspirasi yang melintasi batas, talkshow bersama disnaker terkait ruang bekerja bagi disabilitas, peluncuran buku suara-suara merdeka, edukasi kesehatan gigi dan mulut, pengenalan alam setara dan diskusi kerentanan penyandang disabilitas dalam isu mobilitas.*
"Pemeriksaan gigi gratis ini merupakan rangkaian kegiatan Memperingati Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2024 kemarin. Di saat yang sama panitia pelaksana juga meminta kami untuk ikut serta dalam kegiatan ini," kata Dokter Gigi dan Anak RSGMP Unhas Andi Sri Permatasari di sela pemeriksaan gigi gratis, Selasa.
Ia menjelaskan, tim dokter yang diturunkan selain dari RSGMP Unhas juga melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas, dibantu UPT Rumah Sakit Khusus Daerah Gigi dan Mulut (RSKD) Pemprov Sulsel dengan menghadirkan kendaraan mobile laboratorium gigi dan mulut.
Saat ditanyakan bagaimana memperlakukan penyandang difabel terutama anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk perawatan giginya, kata dia, khusus di RSGMP Unhas maupun FKG Unhas telah menyiapkan konten khusus terhadap anak-anak maupun individu yang difabel.
"Di kegiatan ini kami juga memberikan penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gigi termasuk perawatan gigi sederhana kepada peserta. Seperti pencabutan gigi sederhana, usia gigi susu anak-anak yang sudah goyang hingga penambalan gigi sederhana," katanya.
Dokter Gigi perempuan disapa akrab Andis ini mengungkapkan, memang dokter agak kesulitan memperlakukan anak ABK maupun disabilitas tertentu yang ingin mencabut atau menambal giginya, sebab penanganannya berbeda-beda dengan orang biasa.
"Memang ada sedikit kesulitan pencabutan gigi dan perawatannya pada anak-anak ABK, karena banyak macamnya ada down syndrome, autis bahkan anak dengan kelainan jantung. Jadi, setiap kelainan itu punya tantangan tersendiri, sehingga kami membutuhkan manajemen perilaku khusus," ucap dokter Andis.
Namun, apabila dalam kondisi tertentu dan anak tidak kooperatif saat proses pencabutan maupun penambalan giginya maka langkah medis yang biasa dilakukan adalah dengan jalan operasi untuk memperbaiki keluhan pada pasien anak pada gigi dan mulutnya.
Hal menarik lainnya, kata Andis, bila melayani penyandang disablitas seperti tuna wicara, dokter gigi dianjurkan paham bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan pasien, tetapi biasanya mereka didampingi keluarga atau rekannya yang normal saat pemeriksaan.
"Kita juga harus tahu bahasa isyarat terutama pasien yang tuna wicara. Seperti yang ada saat ini, ada beberapa pasien yang diperiksa dokter tapi menggunakan bahasa isyarat, namun masih bisa dilayani," katanya.
Sebelumnya, sejumlah lembaga dan organisasi masyarakat sipil yang peduli terhadap disabilitas menggelar aksi kolektif saat memperingati Hari Disabilitas Internasional 2024 bertema 'Menuju Inklusi Membangun Kesadaran dan Dukungan untuk Penyandang Disabilitas di aula Balai Rehabilitasi dan Perlindungan Sentra Wirajaya Makassar.
Disediakan pula stan pojok senyum (pemeriksaan gigi gratis PPDGS), pojok sehat (pemeriksaan Kesehatan), pojok bahasa isyarat, pojok kreasi dan karya disabilitas, pojok baca, pojok kerja (Disnaker), pojok kartu konsesi teman Bus, pojok donor darah (PMI), pojok rehab medik (Perdosri) dan pojok curhat.
Sejumlah kegiatan juga digelar seperti, tarian anak disabilitas, pembacaan puisi talkshow inspirasi yang melintasi batas, talkshow bersama disnaker terkait ruang bekerja bagi disabilitas, peluncuran buku suara-suara merdeka, edukasi kesehatan gigi dan mulut, pengenalan alam setara dan diskusi kerentanan penyandang disabilitas dalam isu mobilitas.*