Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Prof HM Nurdin Abdullah menunjuk Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi sebagai rumah sakit pengecekan awal bagi masyarakat yang mengalami gejala terjangkit virus corona baru.

"Untuk skrining dilakukan di rumah sakit ini. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi alasan penolakan pasien yang dilakukan oleh rumah sakit," katanya di Makassar, Rabu.

RSKD Dadi menjadi salah satu dari tiga rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan penanganan pasien terkait COVID-19 bersama dengan RS Sayang Rakyat dan RS Wahidin.

Peranan masing-masing rumah sakit, RS Sayang Rakyat dan RSKD Dadi dengan kapasitas 318 tempat tidur, untuk merawat positif COVID-19 dengan kategori pasien ringan. Sedangkan bagi pasien yang memiliki penyakit penyerta, dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo.

"Saya kira tidak akan ada lagi penolakan pasien, karena kita sudah atur lewat gugus tugas. Jika ada masalah kesehatan di rumah bisa lewat call center dan dijemput dan dilihat apa masalahnya. Kalau ringan di RSKD Dadi atau RS Sayang Rakyat, tetapi kalau ada komplikasi ya di RS Wahidin Sudirohusodo,” sambung Nurdin Abdullah.

RSKD Dadi saat ini sedang melakukan pembenahan untuk memaksimalkan pelayanan kepada pasien terkait COVID-19. Pembenahan itu di antaranya persiapan manajemen tenaga kerja dan pemenuhan ventilator serta Alat Pelindung Diri (APD).

Direktur Utama RSKD Dadi, dr Arman Bausat membenarkan skenario pemeriksaan pasien terkait COVID-19 untuk skrining awal di RSKD Dadi, sebelum pasien ditangani. Sebab, penanganan pasien COVID-18 dengan penyakit komorbit atau penyerta akan dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo.

Arman mengatakan pihaknya akan melakukan modifikasi mekanisme dan teknis perawatan pasien corona, misalnya pengadaan CCTV di setiap ruang isolasi pasien.

"Kita akan belajar dari kekurangan di Jakarta. Semuanya harus lebih hati-hati. Seperti saat buka APD yang sangat berisiko dan rentan bagi petugas. Jadi kita juga lakukan upaya agar virus ini tidak menjangkiti mereka," katanya.

Menurut Arman, penempatan penjagaan tenaga medis pada pasien terkait corona harus diefisienkan dan manajemen penanganan yang tepat agar risiko penularan lebih kecil.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024