Mamuju (ANTARA News) - Masyarakat di bantaran sungai Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat saat ini mewaspadai terjadinya banjir, menyusul intensitas curah hujan dalam sepekan terkahir terbilang tinggi.
"Masyarakat di bantaran sungai mulai khawatir dan telah mengantisipasi kemungkinan akan terjadi banjir, karena curah hujan dalam sepekan terakhir ini sangat tinggi," kata, Amri warga bantaran sungai Kali Mamuju di Mamuju, Jumat.
Ia mengatakan, masyarakat di bantaran sungai Kali Mamuju, sangat rawan terkena musibah banjir.Apalagi, jarak antara sungai dan pemukiman penduduk hanya sekitar 10 meter.
"Di daerah kami termasuk salah satu daerah langganan banjir setiap tahunnya saat musim hujan tiba, karena pemukiman penduduk di daerah ini berada pada dataran rendah," jelasnya.
Amri menuturkan, dirinya tak punya pilihan lain untuk berpindah lokasi untuk membangun pemukiman baru, karena tak memiliki lahan lain.
"Kemungkinan kami yang tinggal di bantaran sungai ini tidak akan bertahan sepanjang masa, apabila pemerintah tidak menyiapkan lahan relokasi pemukiman baru," kata dia.
Musibah banjir kata dia, menjadi kebiasaan buruk bagi masyarakat di bantaran sungai karena tak punya pilihan untuk memindahkan bangunan rumah warga.
"Jika banjir terjadi, masyarakat di daerah ini hanya bisa pasra menyaksikan luapan air sungai itu merendam rumah-rumah warga," ungkapnya.
Ia menjelaskan, selama ini masyarakat di bantaran sungai Kali Mamuju didorong untuk siap siaga menghadapi bencana dalam upaya mengurangi risiko yang akan terjadi.
"Jika banjir akan terjadi, kami hanya mengantisipasi untuk menyelematkan prabot rumah tangga untuk ditempatkan di ketinggian seperti menampung di rumah panggung," timpalnya.
(T.KR-ACO/S016)
"Masyarakat di bantaran sungai mulai khawatir dan telah mengantisipasi kemungkinan akan terjadi banjir, karena curah hujan dalam sepekan terakhir ini sangat tinggi," kata, Amri warga bantaran sungai Kali Mamuju di Mamuju, Jumat.
Ia mengatakan, masyarakat di bantaran sungai Kali Mamuju, sangat rawan terkena musibah banjir.Apalagi, jarak antara sungai dan pemukiman penduduk hanya sekitar 10 meter.
"Di daerah kami termasuk salah satu daerah langganan banjir setiap tahunnya saat musim hujan tiba, karena pemukiman penduduk di daerah ini berada pada dataran rendah," jelasnya.
Amri menuturkan, dirinya tak punya pilihan lain untuk berpindah lokasi untuk membangun pemukiman baru, karena tak memiliki lahan lain.
"Kemungkinan kami yang tinggal di bantaran sungai ini tidak akan bertahan sepanjang masa, apabila pemerintah tidak menyiapkan lahan relokasi pemukiman baru," kata dia.
Musibah banjir kata dia, menjadi kebiasaan buruk bagi masyarakat di bantaran sungai karena tak punya pilihan untuk memindahkan bangunan rumah warga.
"Jika banjir terjadi, masyarakat di daerah ini hanya bisa pasra menyaksikan luapan air sungai itu merendam rumah-rumah warga," ungkapnya.
Ia menjelaskan, selama ini masyarakat di bantaran sungai Kali Mamuju didorong untuk siap siaga menghadapi bencana dalam upaya mengurangi risiko yang akan terjadi.
"Jika banjir akan terjadi, kami hanya mengantisipasi untuk menyelematkan prabot rumah tangga untuk ditempatkan di ketinggian seperti menampung di rumah panggung," timpalnya.
(T.KR-ACO/S016)