Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan,  Nurdin Abdullah mengajak bupati dan wali kota se Sulawesi Selatan untuk menyelamatkan petani di tengah wabah COVID-19 ini dengan menyosialisasikan Harga Pokok Penjualan (HPP) jagung.

Hal itu ditengarai adanya selisih harga yang sangat besar antara HPP jagung di Sulsel yakni Rp3.150 dengan harga di tingkat petani yang tidak ada perubahan selama pandemi yakni Rp1.300.

"Makanya saya minta kepada seluruh kepala daerah betul-betul sosialisasikan kepada seluruh masyarakat, terutama yang berdampak harga jatuh dan sebagainya," kata Nurdin Abdullah melalui keterangan resmi di Makassar, Senin.

"Ini kan kita pengen betul-betul selamatkan para petani kita, terutama petani jagung. Ternyata tidak ada perubahan harga," katanya.

Gubernur menegaskan selisih harga jagung di tengah wabah pendemi COVID-19 sangat tidak wajar dan sangat merugikan para petani.

"Kalau dia mengambil untung yang wajar itu nggak apa-apa, tapi kalau harga di tingkat industri Rp3.150, masa di tingkat petani masih Rp1.300," ujarnya.

Menurutnya, mengenai harga sudah menjadi tugas pemerintah untuk menentukan. "Harga itu yang ditentukan oleh pemerintah. Jadi sebenarnya perlindungan sudah ada, cuman memang yang bermasalah ini rantai perdagangan yang ada di bawah," katanya.

Nurdin menyampaikan bahwa Sulsel memiliki potensi untuk bisa melakukan proteksi bagi para petani dengan kerjasama seluruh pemerintah di daerah.

Ia berharap perdagangan harus betul-betul ditata dengan baik, karena petani harus merasakan kesejahteraan.

"Saya yakin kalau kita sudah kerja sama mungkin bagi kita mau potong rantai perdagangan itu, kasihan kalau petani kita terus-terus merugi," katanya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024