Mamuju (ANTARA) - Warga yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 di Provinsi Sulawesi Barat, pada Jumat kembali bertambah satu  sehingga total positif virus corona jenis baru di daerah itu menjadi 43 kasus.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sulbar Safaruddin Sanusi, di Mamuju, Jumat mengatakan penambahan satu kasus positif COVID-19 itu berasal dari seorang santri sebuah pondok pesantren di Magetan, Jawa Timur.

Santri berinisial SA, berusia 10 tahun, warga Kecamatan Sampaga Kabupaten Mamuju, itu dinyatakan positif berdasarkan hasil uji swab dari BBLK Makassar, Sulawesi Selatan.

"Penambahan positif COVID-19 ini atau disebut Kasus 43, berasal dari seorang laki-laki berusia 10 tahun, berinisial SA, asal Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju," kata Safaruddin.

Pasien 43 ini, katanya, tiba di Kota Mamuju pada 18 April dari pesantren di Magetan, Jawa Timur, kemudian pada 23 April 2020 dilakukan pemeriksaan swab dan Jumat ini diterima hasilnya dan dinyatakan positif COVID-19. Saat ini SA dalam perjalanan dari Kecamatan Sampaga dan akan dirawat di Rumah Sakit Regional Mamuju.

Ia merinci, dari 43 positif COVID-19 itu, satu kasus berasal dari Kabupaten Majene dan telah dinyatakan sembuh, empat kasus dari Kabupaten Mamuju, satu orang dinyatakan telah sembuh, satu masih menjalani isolasi mandiri di Makassar, satu pasien dirawat di ruang karantina RSUD Regional Sulbar dan satunya akan dirawat di Rumah Sakit Regional Mamuju.

Kemudian, lima kasus positif COVID-19 di Kabupaten Pasangkayu, satu dirawat di RSUD Regional Mamuju, tiga orang dirawat di Rumah Sakit Pasangkayu serta satu orang diisolasi mandiri di Pasangkayu.

Selanjutnya, dua kasus di Kabupaten Polewali Mandar, satu orang dirawat di RSUD Polewali Mandar dan satu diisolasi mandiri.

Terbanyak, 31 kasus positif COVID-19 di Kabupaten Mamuju Tengah, satu orang dinyatakan sembuh, delapan orang dirawat di RSUD Regional Mamuju, dua orang dirawat di RSUD Mamuju Tengah, 19 orang dirawat di Ruang Karantina PKM Salugatta dan satu meninggal dunia.

Ia menyatakan, setiap hari terjadi penambahan kasus positif COVID-19 di Sulbar akibat ketidakdisiplinan masyarakat dalam menjalankan imbauan pemerintah.

"Setiap hari terjadi penambahan kasus sehingga kami pastikan ini adalah salah satu bentuk ketidakdisiplinan dan ketidakjujuran kita semua bahwa kalau ada gejala kita harus periksa di rumah sakit," kata Safaruddin yang juga sebagai Kepala Diskominfo Sulbar.

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Sulbar mencapai 1.384 orang, sebanyak 1.218 orang di antaranya sudah selesai dan 165 masih dalam proses pemantauan dan satu orang dinyatakan meninggal.

Sementara, orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 450 orang, selesai pengawasan 153 orang dan dalam proses pengawasan 297 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 73 orang, sebanyak 38 orang diantaranya masih dalam proses pengawasan, 30 sudah selesai dan lima orang dinyatakan meninggal dunia.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024