Tanatoraja, Sulsel (ANTARA News) - Warga miskin di Kelurahan Padang Iring, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tanatoraja, Sulawesi Selatan,  merasa kecewa beras bagi rakyat miskin (raskin) yang diperoleh ternyata sudah berulat.

Salah seorang warga, Suharti, di Toraja, Jumat, mengaku mengetahui bahwa raskin tersebut berulat saat akan memasak pada malam hari.

"Awalnya saya tidak tahu kalau raskin tersebut berulat karena saya tidak begitu memperhatikan. Pada saat beras akan dicuci, barulah ulatnya terlihat," imbuhnya.

Selain berulat, kata dia, raskin yang disalurkan sudah berwarna kuning sehingga sama sekali tidak bisa dikonsumsi lagi.

"Bagaimana mau dikonsumsi kalau warna beras sudah kuning seperti itu. Terpaksa beras tersebut saya gunakan untuk makanan ternak babi di rumah," ujarnya.

Hal yang sama juga dialami oleh Ester, di mana raskin yang diperolehnya sudah dalam kondisi tidak layak untuk dikonsumsi.

Padahal, kata dia, raskin tersebut baru saja diambil, karena sudah beberapa bulan lamanya tidak pernah disalurkan kepada masyarakat.

"Saya khawatir raskin yang disalurkan ini sudah ditimbun sejak lama, sehingga kondisinya sudah sangat jelek dan tidak bisa  dikonsumsi," tuturnya.

Jika dipaksakan untuk dikonsumsi, lanjutnya, maka akan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya lagi.

Selain menerima raskin dalam kondisi yang tidak layak konsumsi, warga juga mengeluhkan lambannya penyaluran raskin di wilayah tersebut.

"Jatah raskin yang seharusnya diterima pada bulan Juli lalu, terpaksa kami terima pada bulan ini. Itupun dalam kondisi berulat dan berwarna kuning," ucapnya.

Warga berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi, sehingga warga miskin di wilayah tersebut bisa menikmati raskin yang disalurkan oleh pemerintah. (T.pso-103/D009)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024