Makassar (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) VII menjamin pasokan dan distribusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) di enam provinsi di wilayah Sulawesi aman terkendali sepekan jelang hari raya Idul Fitri 1441 Hijiriah tahun 2020.

"Langkah pengamanan stok dan peningkatan kehandalan distribusi telah dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi dan LPG jelang lebaran," ujar Unit Manager Communication dan CSR MOR VII, Hatim Ilwan, di Makassar, Senin

Ketahanan stok LPG untuk wilayah Sulawesi, kata dia, saat ini lebih dari 12 hari. Secara garis besar konsumsi LPG di Sulawesi mengalami tren peningkatan.

"Perhitungan peningkatan konsumsi LPG ini diambil dari rat-rata penyaluran normal yaitu sepanjang Januari hingga Februari 2020, dibandingkan dengan rat-rata penyaluran saat masa satgas Covid-19 pada April-Mei tahun ini," paparnya.

Selain itu, sepekan jelang lebaran, rata-rata konsumsi LPG all product baik PSO maupun non-PSO di Sulawesi Selatan masih tercatat yang paling tinggi dengan angkanya mencapai 876,66 Metric Ton (MT) per hari.

Sedangkan konsumsi tertinggi berikutnya dipegang Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah dengan rerata konsumsi LPG masing-masing adalah sebesar 249,76 MT per hari serta 187,88 MT per hari.

Selanjutnya disusul Sulawesi Tenggara pada periode yang sama konsumsi LPG-nya sebesar 165,20 MT per hari. Sementara konsumsi LPG untuk Gorontalo
107,86 MT per hari dan Sulawesi Barat sebesar 95,37 MT per hari.

Pada periode tersebut, Pertamina MOR VII mencatat kenaikan konsumsi LPG Public Service Obligation (PSO) ukuran 3 kilogram dari 1.511,60 MT per hari atau setara 503.866 tabung per hari menjadi 1.541,24 MT per hari atau setara 513.746 tabung per hari.

"Dengan kata lain, artinya terjadi peningkatan sebesar 29,64 MT per hari setara 9.880 tabung per hari atau sebesar 1,96 persen dari penyaluran normal," sebut Hatim.

Sedangkan untuk produk LPG Non-PSO, di mana Elpiji 12 kilogram, Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram mengalami penurunan jumlah konsumsi dari 123,48 MT per hari menjadi 122,04 MT per hari atau menurun 1,17 perssn dibandingkan dengan penyaluran normal.

Kenaikan konsumsi LPG PSO ini, lanjut dia, tidam lepas dari himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk lebih banyak tinggal di rumah sehingga aktivitas memasak di rumah semakin meningkat.

"Untuk LPG Non PSO, produk yang mengalami penurunan terbesar adalah Elpiji 12 kilogram yaitu sebesar 36,22 persen yang salah satunya dipengaruhi oleh penerapan Single Brand Produk Bright Gas 12 kilo gram," ungkap Hatim.

Produk LPG yang juga mengalami penurunan jumlah konsumsi adalah produk LPG untuk sektor non-rumah tangga yang biasanya diserap oleh industri rumah makan, cafe serta hotel. Tercatat konsumsi rata-rata harian masa COVID-19 hingga Mei 2020 turun 39,49 persen atau yang semula 32,15 MT per hari menjadi 19,46 MT per hari.

Kendati demikian, lanjut Hatim, secara keseluruhan konsumsi LPG di Sulawesi meningkat sekitar 0,93 persen. Pihaknya memprediksi bahwa akan ada kenaikan konsumsi jelang lebaran ini sesuai dengan tren tahunan.

Hatim menegaskan jika peningkatan konsumsi LPG ini bakal diikuti upaya Pertamina untuk terus memastikan bahwa dari sisi distribusi dan pasokan tetap aman dan tidak ada kendala.

"Kami sudah mitigasi dengan melihat kecendrungan yang ada saat ini dalam situasi wabah COVID-19, serta sebaran konsumsi sepanjang bulan Ramadhan tahun lalu," ujarnya.

Ia juga menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan terus dapat memanfaatkan berbagai jenis produk LPG berkualitas dengan berbagai macam keunggulan yang ditawarkan.

"Masyarakat juga dapat turun berperan aktif dalam mengawasi distribusi dan penggunaan LPG bersubsidi dengan melaporkan jika terjadi kecurangan ke Call Center 135," harapnya

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024