Kupang (ANTARA Sulsel) - Para petani di Kecamatan Atadei dan Wulandoni di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mulai "gigit jari" karena tanaman jambu mete yang menjadi komoditi andalan mereka mulai digerogoti hama "aspidiotus destruktor".
Hama "aspidiotus destruktor" ini memangsa dedaunan jambu mete sampai "gundul". Hama tersebut, sebelumnya menyerangan tanaman kelapa di wilayah dua kecamatan itu, sehingga para petani berkonsentrasi untuk memelihara tanaman jambu mete.
"Kini, jambu mete yang menjadi harapan kami sudah digerogoti pula oleh hama penyakit yang sama. Kami pasrah menerima kenyataan ini," kata Hendrikus Keraf, Kepala Desa Leba Ata, Kecamatan Atadei, Minggu, melukiskan keadaan yang dihadapi masyarakat petani setempat.
Pemerintah Kabupaten Lembata sudah melakukan penyemprotan terhadap hama penyakit tersebut, ketika menggerogoti puluhan ribu tanaman kelapa milik masyarakat desa di wilayah kedua kecamatan tersebut.
Namun, karena upaya pemberantasan hama penyakit itu tidak dilakukan secara kontinu, hama "aspidiotus destruktor" mulai menyerang tanaman jambu mete milik masyarakat petani setempat.
Rachman, salah seorang petugas penyuluh pertanian dan perkebunan di Lembata, menjelaskan hama tersebut hanya menyerang dedaunan tanaman, namun ia tidak menjelaskan upaya pembasmian yang lebih jitu terhadap hama penyakit tersebut.
Hendrikus Keraf mengatakan, hama "aspidiotus destruktor" itu menyerang tanaman kelapa di dua kecamatan itu sejak tiga tahun lalu.
"Ketika para petani melihat tidak ada upaya penanggulangan pemberantasan hama tanaman dari pemerintah, mereka pun beralih mengkonsentrasi usahanya pada tanaman jambu mete. Tetapi, sekarang hama tanaman itu sudah mulai menyerangan tanaman mete. Ini sebuah situasi yang sangat sulit bagi kami," katanya.
Kepala Desa Leba Ata itu mengatakan, ia memiliki 400 ha lahan pertanian yang difokuskan untuk tanaman jambu mete.
Ketika hama itu belum menggerogoti tanaman mete, produksi mete dari lahan olahannya itu mencapai 17 ton, namun ketika hama mulai menyerang komoditi tersebut, produksi mete hanya mencapai lima ton saja.
"Situasi ini sangat sulit bagi kami para petani. Komoditi kelapa yang menjadi harapan petani, sudah habis digerogoti hama tanaman itu, kini giliran jambu mete. Ini benar-benar sulit," katanya.
Dua wilayah kecamatan di Kabupaten Lembata ini masih terisolasi akibat buruknya sarana transportasi jalan yang menghubungkan Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata dengan desa-desa di wilayah dua kecamatan tersebut.
Sekitar 20 persen dari sekitar 300 lebih unit rumah milik masyarakat desa di dua wilayah kecamatan itu memiliki rumah permanen, akibat sulitnya sarana transportasi ke wilayah tersebut sebagai dampak dari buruknya sarana dan prasarana jalan.
(T.L003/E001)
Hama "aspidiotus destruktor" ini memangsa dedaunan jambu mete sampai "gundul". Hama tersebut, sebelumnya menyerangan tanaman kelapa di wilayah dua kecamatan itu, sehingga para petani berkonsentrasi untuk memelihara tanaman jambu mete.
"Kini, jambu mete yang menjadi harapan kami sudah digerogoti pula oleh hama penyakit yang sama. Kami pasrah menerima kenyataan ini," kata Hendrikus Keraf, Kepala Desa Leba Ata, Kecamatan Atadei, Minggu, melukiskan keadaan yang dihadapi masyarakat petani setempat.
Pemerintah Kabupaten Lembata sudah melakukan penyemprotan terhadap hama penyakit tersebut, ketika menggerogoti puluhan ribu tanaman kelapa milik masyarakat desa di wilayah kedua kecamatan tersebut.
Namun, karena upaya pemberantasan hama penyakit itu tidak dilakukan secara kontinu, hama "aspidiotus destruktor" mulai menyerang tanaman jambu mete milik masyarakat petani setempat.
Rachman, salah seorang petugas penyuluh pertanian dan perkebunan di Lembata, menjelaskan hama tersebut hanya menyerang dedaunan tanaman, namun ia tidak menjelaskan upaya pembasmian yang lebih jitu terhadap hama penyakit tersebut.
Hendrikus Keraf mengatakan, hama "aspidiotus destruktor" itu menyerang tanaman kelapa di dua kecamatan itu sejak tiga tahun lalu.
"Ketika para petani melihat tidak ada upaya penanggulangan pemberantasan hama tanaman dari pemerintah, mereka pun beralih mengkonsentrasi usahanya pada tanaman jambu mete. Tetapi, sekarang hama tanaman itu sudah mulai menyerangan tanaman mete. Ini sebuah situasi yang sangat sulit bagi kami," katanya.
Kepala Desa Leba Ata itu mengatakan, ia memiliki 400 ha lahan pertanian yang difokuskan untuk tanaman jambu mete.
Ketika hama itu belum menggerogoti tanaman mete, produksi mete dari lahan olahannya itu mencapai 17 ton, namun ketika hama mulai menyerang komoditi tersebut, produksi mete hanya mencapai lima ton saja.
"Situasi ini sangat sulit bagi kami para petani. Komoditi kelapa yang menjadi harapan petani, sudah habis digerogoti hama tanaman itu, kini giliran jambu mete. Ini benar-benar sulit," katanya.
Dua wilayah kecamatan di Kabupaten Lembata ini masih terisolasi akibat buruknya sarana transportasi jalan yang menghubungkan Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata dengan desa-desa di wilayah dua kecamatan tersebut.
Sekitar 20 persen dari sekitar 300 lebih unit rumah milik masyarakat desa di dua wilayah kecamatan itu memiliki rumah permanen, akibat sulitnya sarana transportasi ke wilayah tersebut sebagai dampak dari buruknya sarana dan prasarana jalan.
(T.L003/E001)