Makassar (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan Andi Ritamariani mengatakan pihaknya menggiatkan Advokasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (AKIE) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencama (Bangga Kencana) di lima kabupaten/kota di provinsi itu pada masa COVID-19.

"Kelima kabupaten/kota itu adalah Kabupaten Takalar, Gowa, Barru, Luwu, dan Kota Makassar," kata Andi Rita di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan penyebaran virus Corona yang baru itu begitu cepat dan sangat berpengaruh pada pelaksanaan pelayanan KB di lapangan. Banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang ingin ber-KB, namun ragu dan takut ke fasilitas kesehatan akibat wabah COVID-19.

Karena itu, dikhawatirkan angka putus pakai kontrasepsi dapat meningkat dan berujung pada meningkatnya kasus kehamilan yang tidak diinginkan dan terjadi fenomena "baby boom" atau ledakan kelahiran bayi.

Untuk mengantisipasi kondisi ini, lanjut dia, BKKBN Sulsel menggiatkan pelayanan KB Keliling di sejumlah daerah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra kerja di lapangan.

Langkah ini sebagai upaya jemput bola dalam mencegah terjadinya putus pakai KB selama masa pandemi COVID-19 dan upaya mendekatkan pelayanan KB kepada masyarakat.

Andi Rita juga mengimbau agar PUS menunda kehamilan dulu hingga wabah COVID-19 berlalu. Alasannya, ketika hamil tingkat kekebalan tubuh ibu menurun, sehingga sangat rentan terpapar COVID-19.

Selain itu, kehamilan yang tidak terencana utamanya saat usia muda akan memicu munculnya sejumlah risiko kehamilan di antaranya bayi lahir stunting, keguguran, cacat bawaan hingga kematian ibu dan bayi, ditambah lagi keterbatasan sarana layanan kesehatan akibat pandemi COVID-19.

Untuk menunda kehamilan, PUS diarahkan untuk menggunakan alat kontrasepsi alternatif seperti kondom, suntik dan pil KB yang bisa diperoleh di fasilitas kesehatan atau melalui pelayanan KB Keliling atau menggunakan susuk KB dengan cara mendatangi fasilitas kesehatan dengan terlebih dahulu membuat janji dengan dokter atau bidan setempat.

Sementara untuk meningkatkan pelayanan KB di masa darurat COVID-19 ini, Andi Rita menggerakkan penyuluh KB dengan berkoordinasi dengan bidan setempat untuk melakukan pembinaan dan membantu PUS mendapatkan pelayanan KB ulang agar tidak terjadi putus pakai.

Selain itu, juga menggerakkan PKB dalam mendistribusikan kontrasepsi ulangan pil KB dan kondom ke PUS dengan pengawasan Puskesmas/dokter/bidan setempat dengan tetap memperhatikan "physical distancing" atau jaga jarak.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024