Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 secara tidak langsung berdampak terhadap terciptanya transformasi sistem kerja pemerintahan, utamanya bagi aparatur sipil negara (ASN).
"Pandemi memaksa ASN untuk melakukan perubahan perilaku dan budaya," ungkap Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa, melalui siaran pers Kementerian PAN RB, di Jakarta, Selasa.
Diah menyampaikannya dalam seminar daring (webinar) bertema "COVID-19 Membawa Transformasi Sistem Kerja Pemerintah" yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Meski pandemi COVID-19 berdampak serius bagi kesehatan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan, kata dia, ada perubahan pelayanan publik yang lebih baik akibat wabah ini.
Secara bertahap, lanjut dia, COVID-19 menuntut ASN untuk memberi layanan masyarakat secara digital, menciptakan inovasi, dan lain sebagainya.
Menurut dia, pelayanan tatap muka bertransformasi menjadi layanan "online" atau daring, sebab pandemi memaksa penyelenggara pelayanan untuk mengubah "mindset" bahwa digitalisasi layanan merupakan solusi dalam akselerasi dan penyederhanaan pelayanan.
Namun, Diah mengingatkan pemerintah perlu waspada terhadap keamanan siber agar jangan sampai penyelenggaraan layanan "online" disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, wabah yang menyerang Indonesia sejak empat bulan lalu ini membuat anggaran belanja pemerintah juga terjadi penghematan, sebab pandemi memaksa pemerintah untuk kreatif dan melakukan efisiensi anggaran dari berbagai sumber tanpa harus mengurangi produktivitas.
Selama COVID-19 mewabah, kata dia, banyak juga tercipta inovasi, kreativitas, dan terobosan yang dilakukan banyak pihak, mulai penerapan teknologi hingga inovasi atau terobosan yang muncul dari pendekatan humanis kepada masyarakat.
"Inovasi baru menjadi sebuah kebutuhan," kata Diah.
Kementerian PAN RB pun berinisiatif untuk memberikan apresiasi bagi pihak yang menciptakan inovasi pelayanan publik dalam penanganan COVID-19.
Nantinya, Kementerian PAN RB juga membantu penyebarluasan atau replikasi inovasi tersebut ke berbagai daerah sehingga dapat menjadi pembelajaran dan tukar-menukar pengetahuan, baik pada level nasional maupun internasional.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana yang juga menjadi narasumber mengatakan bahwa ASN tetap harus melaksanakan tugasnya meski pandemi masih berlangsung.
Diakui Bima, pemerintah menghadapi masalah kompleks yang belum pernah dihadapi sebelumnya sehingga semua pihak, baik ASN, dan swasta perlu bekerja sama mencari solusi untuk bangsa.
"Pandemi memaksa ASN untuk melakukan perubahan perilaku dan budaya," ungkap Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa, melalui siaran pers Kementerian PAN RB, di Jakarta, Selasa.
Diah menyampaikannya dalam seminar daring (webinar) bertema "COVID-19 Membawa Transformasi Sistem Kerja Pemerintah" yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Meski pandemi COVID-19 berdampak serius bagi kesehatan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan, kata dia, ada perubahan pelayanan publik yang lebih baik akibat wabah ini.
Secara bertahap, lanjut dia, COVID-19 menuntut ASN untuk memberi layanan masyarakat secara digital, menciptakan inovasi, dan lain sebagainya.
Menurut dia, pelayanan tatap muka bertransformasi menjadi layanan "online" atau daring, sebab pandemi memaksa penyelenggara pelayanan untuk mengubah "mindset" bahwa digitalisasi layanan merupakan solusi dalam akselerasi dan penyederhanaan pelayanan.
Namun, Diah mengingatkan pemerintah perlu waspada terhadap keamanan siber agar jangan sampai penyelenggaraan layanan "online" disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, wabah yang menyerang Indonesia sejak empat bulan lalu ini membuat anggaran belanja pemerintah juga terjadi penghematan, sebab pandemi memaksa pemerintah untuk kreatif dan melakukan efisiensi anggaran dari berbagai sumber tanpa harus mengurangi produktivitas.
Selama COVID-19 mewabah, kata dia, banyak juga tercipta inovasi, kreativitas, dan terobosan yang dilakukan banyak pihak, mulai penerapan teknologi hingga inovasi atau terobosan yang muncul dari pendekatan humanis kepada masyarakat.
"Inovasi baru menjadi sebuah kebutuhan," kata Diah.
Kementerian PAN RB pun berinisiatif untuk memberikan apresiasi bagi pihak yang menciptakan inovasi pelayanan publik dalam penanganan COVID-19.
Nantinya, Kementerian PAN RB juga membantu penyebarluasan atau replikasi inovasi tersebut ke berbagai daerah sehingga dapat menjadi pembelajaran dan tukar-menukar pengetahuan, baik pada level nasional maupun internasional.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana yang juga menjadi narasumber mengatakan bahwa ASN tetap harus melaksanakan tugasnya meski pandemi masih berlangsung.
Diakui Bima, pemerintah menghadapi masalah kompleks yang belum pernah dihadapi sebelumnya sehingga semua pihak, baik ASN, dan swasta perlu bekerja sama mencari solusi untuk bangsa.