Makassar (ANTARA) - Puluhan tenaga kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal menggelar aksi protes terkait pemotongan gaji sampai 50 persen hingga merumahkan 157 orang tenaga kesehatan tanpa adanya kesepakatan antara manajemen dengan pihak serikat pekerjanya di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Sejauh ini belum ada kesepakatan dengan manajemen dan yayasan rumah sakit. Kami aksi untuk menuntut hak, serta meminta mediasi dengan pihak yayasan," ujar koordinator aksi, Ali Aksa di depan rumah sakit setempat, Kamis.
Menurut dia, alasan manajemen tidak menunaikan kewajibannya karena tunggakan klaim BPJS Kesehatan belum dibayarkan. Selain itu, efek dari pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) juga berdampak pada karyawan yang ikut dirumahkan dalam beberapa bulan terakhir .
Selain itu, untuk gaji pokok karyawan memang sudah dibayarkan pada bulan sebelumnya, namun saat bulan Juni ini sebagian karyawan yang bertahan hanya dibayarkan setengah atau 50 persen dari gaji pokoknya. Itupun, honor insentif juga belum dibayarkan.
"Itu kan ada dana talangan, seharusnya bisa diberikan dulu kepada karyawan, lantas di kemanakan dana-dana itu. Teman-teman yang dirumahkan sebelumnya masih bekerja 10 hari sebelum dirumahkan, tapi sampai sekarang belum dibayar, " beber dia.
Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan manajemen, kata dia, bagi yang dirumahkan akan kembali bekerja setelah keadaan berangsur-angsur pulih, namun sampai saat ini, seratusan orang ini belum masuk alias menganggur.
Ia mengemukakan, RS Islam Faisal diketahui bergantung pada pasien umum yang masuk dan selama masa pandemi, jumlah pasien berkurang drastis, apalagi bukan sebagai rumah sakit rujukan COVID-19.
Mereka berharap manajemen dan yayasan mempertimbangkan tuntutan pekerja kesehatan itu untuk direalisasikan termasuk mempekerjakan kembali mereka yang dirumahkan tersebut.
"Segera pekerjakan kembali karyawan, dan membayar gaji pokok kami," harap Ali yang merupakan tenaga perawat di Rumkit itu.
Sementara Humas RS Islam Faisal, Andi Aan Astaman menjelaskan, keputusan merumahkan 157 tenaga kesehatan dan medis serta teknik ini terpaksa dilakukan karena dampak COVID-19 dan tidak ada alasan lain.
Tidak hanya itu, kunjungan pasien di rumah sakit menurun drastis selama beberapa bulan di masa pandemi sehingga mau tak mau ada pengurangan tenaga untuk menutupi beban biaya operasional.
"Semua yang dirumahkan itu tenaga kontrak. Langkah ini diambil karena pasien yang masuk terus berkurang, orang pun enggan ke rumah sakit baik swasta maupun milik pemerintah alasannya takut corona," beber dia.
Wabah virus corona baru yang berlangsung selama tiga bulan terakhir, ungkap dia, membuat penurunan pasien antara 80-90 persen sehingga sangat berpengaruh pada pendapatan dan keuangan rumah sakit.
Sebelum pandemi, sebut Aan, jumlah pasien mencapai tiga sampai empat ribu per bulan, namun kini hanya berkisar paling banyak 100 orang, bahkan nyaris tidak ada pasien masuk.
"Semua rumah sakit swasta ikut terdampak bukan hanya RS Islam Faisal. Kalau keadaan mulai membaik maka mereka akan dipanggil kembali bekerja," tambahnya.
Tenaga kesehatan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar protes kebijakan manajemen
Sejumlah tenaga kesehatan dan teknis Rumah Sakit Islam Faisal mengelar aksi protes terkait dirumahkan dan pemotongan gaji di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (2/7/2020). ANTARA/Darwin Fatir