Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah melepas 88 tenaga pendamping gizi dan konselor stunting yang akan bertugas mengupayakan penekanan angka stunting di Sulawesi Selatan.

Mereka terdiri dari 70 tenaga gizi, dari Kabupaten Bone 40 orang dan Enrekang 30 orang, ditambah tenaga konselor sebanyak 18 orang.

Hadir pada acara tersebut Bupati Enrekang Muslimin Bando, mewakili Bupati Bone, Dinas Kesehatan kabupaten kota se-Sulsel, dan seluruh peserta pendamping gizi dan konselor di Makassar, Senin.

Gubernur Sulsel mengatakan bahwa ini upaya untuk menekan angka stunting di Sulsel. Terlebih, penyebab terjadinya stunting kebanyakan dari faktor ekonomi rumah tangga. Padahal, sejak dari dalam kandungan, ibu hamil harus mendapatkan perhatian khusus sampai pada umur 1.000 hari pertama.

"Asupan gizi yang baik tidak harus yang instan tapi banyak dari alam. Nah inilah yang kita harus olah oleh masyarakat kita di daerah," katanya.

Pada kesempatan ini juga, Nurdin Abdullah menyampaikan apresiasi atas program Gammara 'NA atau gerakan masyarakat mencegah stunting yang digagas Dinas Kesehatan Sulsel ini.

"Saya mengapresiasi seluruh peserta pelatihan gizi dan konselor stunting yang hadir. Ini adalah tugas mulia untuk mendorong generasi-generasi kita ke depannya, memiliki kemampuan dan menjadi generasi yang punya daya saing, cerdas serta berprestasi kelak memasuki usia remaja dan dewasa," jelasnya.

Ia berharap kepada seluruh peserta pelatihan tidak menganggap pelatihan sebatas program saja, namun harus ditekuni untuk menekan angka stunting di wilayahnya masing-masing.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel, Ichsan Mustari mengatakan program tersebut merupakan kolaborasi Pemprov Sulsel dengan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan Poltekes Makassar.

"Ini merupakan kerja sama kita dengan Unhas dan Poltekes Makassar sebagai bagian dari program Gammara'NA," ujarnya.

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024