Maros (ANTARA) - Produsen gula aren di Desa Batu Putih, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) rata-rata mendapatkan permintaan naik dua kali lipat pada masa pandemi COVID-19.

"Sejak Maret 2020 permintaan terus meningkat dan kini sudah dua kali lipat dari kondisi sebelum ada pandemi," kata salah seorang produsen gula aren, Bakri di Desa Batu Putih, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Selasa.

Dia mengatakan, permintaan gula aren yang naik dua kali lipat itu diikuti dengan produksi pohon aren-aren yang untuk satu pohon bisa menghasilkan sekitar 30 biji gula aren setelah proses pembuatan sekitar enam hingga delapan jam.

Menurut dia, tingginya permintaan gula aren itu karena selain permintaan pasar meningkat, produsen minuman kesehatan seperti minuman khas Sulsel "Sarabba" juga meningkat.

"Bahan untuk membuat minuman kemasan itu salah satunya adalah gula aren untuk mencampur ekstrak jahe dan kelapa," katanya.

Dalam kondisi normal, rata-rata hanya menghasilkan 250 biji gula aren per bulan, namun saat pandemi naik menjadi 500 biji per dengan total harga sekitar Rp5 juta per bulan.

Hal yang sama juga dikemukakan produsen gula aren di lokasi yang sama, Abd Azis.

Menurut dia, pada Maret - Agustus 2020 merupakan puncak produksi gula aren, sehingga permintaan pasar dapat terpenuhi.

"Jika musim hujan, sulit memproduksi banyak gula aren, karena proses pengambilan aren akan terhambat dan juga proses pembuatannya," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, imbuh Pembina UKM di Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulsel Andi Jumriah pada saat produksi melimpah, maka pedagang pengumpul atau koperasi membeli semua produksi pembuat gula.

"Kalau pun belum ada pembeli, maka pihak koperasi dan UKM yang membeli dulu produksi petani agar mereka tidak rugi," ujarnya. Hasil produksi gula aren diperlihatkan oleh pembeli di sentra produksi di Desa Batu Putih, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa (11/8/2020). ANTARA Foto/Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024