Makassar (ANTARA) - Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekan RI ke-75 tahun, sejumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Makassar, berlomba adu otak dalam kegiatan cerdas cermat di aula Rutan setempat.

"Selamat bertanding, saya salut dan bangga sama kalian. Dan terus belajar, semoga kelak menjadi orang yang sukses," tutur Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan, Harun Sulianto saat membuka kegiatan di Rutan Makassar, Kamis.

Ia pun mengapresiasi atas kreasi dan inovasi yang dilakukan pihak Rutan Makassa, karena kegiatan ini sebagai bentuk pembinaan. Menyemarakkan HUT Kemerdekaan kata dia, bukan hanya dengan olahraga tapi juga olah otak melalui cerdas cermat.

"Saya harapkan dengan lomba cerdas cermat ini dapat mengantarkan warga binaan kepada pribadi yang lebih baik selama dan setelah menjalani pidananya," harap dia.

Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Makassar, Sulistyadi pada kesempatan itu mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan semangat para warga binaan agar mereka bisa bergembira serta merasa memiliki sebagai rakyat Indonesia di hari kemerdekaan ini.

"Meskipun mereka secara fisik karena adanya permasalahan hilangnya rasa kemerdekaan bergerak, namun dengan adanya hari kemerdekaan, bolehlah mereka bahagia, ikut merasakan eforia kemerdekaan itu dengan harapan mereka tumbuh rasa cinta tanah air dan bisa siap membela negara," ujarnya.

Tidak hanya lomba cerdas cermat antara warga binaan perwakilan setiap blok, kegiatan lain seperti balap karung dan lomba fisik lainnya juga dilaksanakan untuk memberikan keceriaan bagi seluruh narapidana jelang hari kemerdekaan. Untuk hadiah, kata dia, urusan panitia pelaksana.

Mengenai dengan kegiatan lomba tersebut, pihak panitia tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Meskipun lomba ini bersifat fisik, maupun olah otak, tapi pada dasarnya hanya permainan menyemarakkan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun.

"Lomba disesuaikan protokol kesehatan, dengan menerapkan sosial distacing. Lomba olah pikir, cerdas cermat ini tentu mereka bisa memahami, membaca dan menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan sebagai warga Indonesia. Tentu mereka lebih paham dan setelah keluar nanti bisa menjadi warga yang baik," paparnya.
  Sejumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bersiap berlomba cerdas cermat dalam rangkaian kegiatan menyambut hari kemerdekaan RI ke-75 tahun di Rutan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/8/2020). FOTO/HO/Humas Rutan Makassar.



Mengenai dengan pengusulan remisi hari kemerdekaan, kata Sulistyadi, tetap diberikan kepada narapidana, tetapi tidak ada kaitannya dengan hadiah menang lomba lalu diberikan hak bebas. Secara subtansi pemberian remisi sudah diatur dalam Undang-undang soal itu.

"Kami tidak banyak, sekitar 50-an dan setelah putus dipindahkan ke Lapas. Jadi kami usulkan rata-rata pidana umum. Karena ini Rutan, remisi diberikan yang rata-rata sudah menjalani masa hukuman sembilan bulan, remisi diberikan ada juga diberikan satu bulan sesuai dengan ketentuan dan syaratnya," ujar dia menjelaskan.

Soal penerimaan tahanan baru, kata dia, sejauh ini belum menerima, sebab masih dalam kondisi pandemi COVID-19, serta belum ada instruksi dari Kemenkumham soal penambahan tahanan. Selain itu, Rutan saat ini sudah melebihi kapasitas.

"Untuk itu belum menerima tahanan. Hanya tahanan A3, atau tahanan sudah siap sidang sesuai edaran Direktorat Jenderal. Untuk tahanan (titipan) kepolisian, kejaksaan belum diterima sampai ada surat pemberitahuan atau perintah selanjutnya," tegas dia.

Sedangkan jumlah penghuni Rutan Makassar, saat ini, Sulistyadi menyebut sebanyak 1.670 orang, atau sudah melebihi kapasitas Rutan yang hanya bisa menampung seribu orang.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024