Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat angka deflasi di provinsi tersebut pada Agustus 2020 sekitar 0,10 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 104,87 poin, dan sektor jasa transportasi menjadi pendorongnya, salah satunya pada tarif jasa angkutan pesawat terbang.

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Selasa, mengatakan penyebab deflasi di daerah tersebut karena menurunnya beberapa indeks harga-harga dan yang dominan pada sektor transportasi.

"Faktor pendorong terjadinya deflasi itu disebabkan adanya penurunan indeks harga pada beberapa kelompok yang memiliki kontribusi cukup besar, seperti transportasi," ujarnya.

Ia mengatakan dari lima kota IHK yang menjadi sampel pendataan semuanya mengalami deflasi dan tertinggi di Kota Parepare dengan 0,24 persen dan terendah di Kabupaten Bulukumba dengan 0,04 persen.

Yos menjelaskan deflasi terjadi karena penurunan sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,84 persen.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,02 persen, kelompok transportasi sebesar 0,32 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,01 persen.

Sementara kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,17 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen.

Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,10 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,02 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,98 persen.

"Komoditas yang memberikan andil deflasi pada kelompok ini yaitu: tarif angkutan udara dan tarif kendaraan roda dua online. Sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi yaitu mobil," ucapnya.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024