Makassar (ANTARA) - Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar Muhammad Rusli mengatakan, produksi PDAM Makassar hanya 50 persen saat kemarau, karena sumber air baku minim.

"Saat kemarau, kami hanya mampu memproduksi 50 persen untuk didistribusikan pada pelanggan," katanya di Makassar, Sabtu.

Menurut dia, sumber air dari Sungai Lekopancing di Kabupaten Maros, Sulsel sangat terbatas saat kemarau, sehingga distribusi air PDAM di wilayah utara Makassar terganggu.

Sebagai gambaran, dalam kondisi normal PDAM mengelola 1.300 meter kubik per hari, namun saat kemarau hanya 600 meter kubik per hari ditambah 200 meter kubik dari Sungai Moncongloe.

"Sehingga totalnya hanya mengelola air sekitar 800 meter kubik per hari, itupun masih terganggu karena kadar garamnya masih tinggi," katanya.

Akibatnya, dua IPA PDAM tidak dapat beroperasi secara optimal dan lima kecamatan di wilayah utara Kota Makassar yakni Kecamatan Bontoala, Tallo, Ujung Tanah, Biringkanaya dan Tamalanrea sulit memperoleh air bersih dari PDAM.

Mengenai upaya membantu pengadaan air PDAM yang diperoleh dari Sungai Moncongloe dengan sistem pompanisasi, Rusli mengatakan, itu tidak signifikan mampu menutupi kebutuhan air di lima kecamatan tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan hujan sudah turun bulan depan sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar. Suasana Bendungan Leko Pancing di Kabupaten Maros yang menjadi sumber air baku PDAM Makassar, Sabtu (19/9/2020). ANTARA Foto / Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024