Makassar (ANTARA News) - Semangat kepahlawanan harus dapat menjadi kekuatan sosial, khususnya membantu korban bencana di Tanah Air, kata budayawan Sulsel Puang Saidi di Makassar, Rabu.
"Semangat kepahlawanan yang harus ditumbuhkan dalam kondisi banyaknya bencana seperti saat ini, hendaknya dapat menjadi kekuatan sosial," kata Puang Saidi.
Menurut dia, dalam memperingati Hari Pahlawan tidak dibutuhkan seremonial belaka, tetapi wujud nyata dari jiwa para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan dan mempertahankannya.
Bencana beruntun mulai dari banjir bandang di Wasior, Papua Barat, tsunami di Mentawai, Sumatera Barat dan meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah, lanjut Saidi, harus memotivasi semua pihak untuk bahu-membahu.
Dia mengatakan, bantuan yang diberikan tidak mutlak hanya bantuan material, tetapi juga dapat melalui bantuan tenaga, pikiran dan spiritual.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengatakan, hendaknya solidaritas sosial berjalan secara alamiah, tanpa perlu memamerkan organisasi atau panji-panji tertentu untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Hal senada dikemukakan Satriani dari Lembaga Pendidikan Informasi dan Media Publik.
Menurut dia, dalam kondisi keprihatinan bangsa saat ini, tidak dapat ditutupi jika ada aksi solidaritas sosial yang dibungkus untuk kepentingan tertentu, misalnya menarik simpati untuk kepentingan jangka panjang suatu partai, ormas dan sebagainya.(S036/B002)
"Semangat kepahlawanan yang harus ditumbuhkan dalam kondisi banyaknya bencana seperti saat ini, hendaknya dapat menjadi kekuatan sosial," kata Puang Saidi.
Menurut dia, dalam memperingati Hari Pahlawan tidak dibutuhkan seremonial belaka, tetapi wujud nyata dari jiwa para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan dan mempertahankannya.
Bencana beruntun mulai dari banjir bandang di Wasior, Papua Barat, tsunami di Mentawai, Sumatera Barat dan meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah, lanjut Saidi, harus memotivasi semua pihak untuk bahu-membahu.
Dia mengatakan, bantuan yang diberikan tidak mutlak hanya bantuan material, tetapi juga dapat melalui bantuan tenaga, pikiran dan spiritual.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengatakan, hendaknya solidaritas sosial berjalan secara alamiah, tanpa perlu memamerkan organisasi atau panji-panji tertentu untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Hal senada dikemukakan Satriani dari Lembaga Pendidikan Informasi dan Media Publik.
Menurut dia, dalam kondisi keprihatinan bangsa saat ini, tidak dapat ditutupi jika ada aksi solidaritas sosial yang dibungkus untuk kepentingan tertentu, misalnya menarik simpati untuk kepentingan jangka panjang suatu partai, ormas dan sebagainya.(S036/B002)