Makassar (ANTARA) -
Masyarakat Desa Kertoraharjo, Luwu Timur menampilkan tarian ciri khas Bali saat kedatangan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Kamis,(22/10).ANTARA/HO/Humas Pemprov Sulsel
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah, mengaku saat memasuki Desa Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Luwu Timur, merasa seperti berada di Provinsi Bali.
Sebab semua rumah dan lorong di desa ini dipenuhi dengan ornamen khas seperti di Bali. Seperti gerbang rumah bak gerbang pura, rumah ibadah bagi yang beragama Hindu.
"Hari ini betul-betul tidak merasa bukan di Sulawesi Selatan, tapi serasa di Bali. Sulawesi Selatan ini merupakan daerah yang memiliki toleransi umat beragama yang luar biasa," katanya saat mengunjungi lokasi tersebut, Kamis.
Hal sama diakui Kasubdit Penanganan Korban Bencana Alam Kemensos RI Iyan Kusmadiana, yang mengatakan, saat masuk di kawasan Desa Kertoraharjo langsung mengabadikan gambar dan mengirimkan ke atasannya.
"Kami pertama masuk di sini tadi, saya sempat foto, kirim ke para pimpinan dan kami rasa, ini seperti masuk di Bali. Ini Luwu Timur atau Bali," katanya.
Sementara itu, warga pesisir di Danau Matano dan Towuti pada tahun ini mendapatkan perhatian berturut-turut dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
"Kami mendapatkan bantuan berturut-turut baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Alhamdulillah kami dapat ambulans laut, dapat mobil bus sekolah, dan kapal penyeberangan," ujar Umar yang merupakan salah satu perwakilan warga.
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah, mengaku saat memasuki Desa Kertoraharjo, Kecamatan Tomoni Timur, Luwu Timur, merasa seperti berada di Provinsi Bali.
Sebab semua rumah dan lorong di desa ini dipenuhi dengan ornamen khas seperti di Bali. Seperti gerbang rumah bak gerbang pura, rumah ibadah bagi yang beragama Hindu.
"Hari ini betul-betul tidak merasa bukan di Sulawesi Selatan, tapi serasa di Bali. Sulawesi Selatan ini merupakan daerah yang memiliki toleransi umat beragama yang luar biasa," katanya saat mengunjungi lokasi tersebut, Kamis.
Hal sama diakui Kasubdit Penanganan Korban Bencana Alam Kemensos RI Iyan Kusmadiana, yang mengatakan, saat masuk di kawasan Desa Kertoraharjo langsung mengabadikan gambar dan mengirimkan ke atasannya.
"Kami pertama masuk di sini tadi, saya sempat foto, kirim ke para pimpinan dan kami rasa, ini seperti masuk di Bali. Ini Luwu Timur atau Bali," katanya.
Sementara itu, warga pesisir di Danau Matano dan Towuti pada tahun ini mendapatkan perhatian berturut-turut dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
"Kami mendapatkan bantuan berturut-turut baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Alhamdulillah kami dapat ambulans laut, dapat mobil bus sekolah, dan kapal penyeberangan," ujar Umar yang merupakan salah satu perwakilan warga.