Makassar (ANTARA) - Direktur Operasional PD Pasar, Saharuddin Ridwan  tengah mendorong pasar digital sebagai solusi dalam menjaga jarak pada saat pandemi COVID-19.

"Ketika puncak pandemi diberlakukan PSBB, sejumlah pasar tradisional kehilangan pembeli hampir 50 persen dari kondisi normal," kata Saharuddin di Makassar, Jumat.

Akibat kondisi tersebut, lanjut dia, hanya separuh pedagang dari sekitar 15 ribu pedagang yang masih berjualan, sehingga mempengaruhi anjloknya perekonomian.

Mencermati kondisi tersebut, lanjut dia, Kementrian Perdagangan akhirnya mengeluarkan imbauan agar setiap pasar bisa melakukan upaya jual beli tanpa perlu ke pasar, sehingga dilibatkanlah beberapa aplikasi belanja daring.

Selain itu, juga tetap menerapkan protokol kesehatan baik di lingkup pasar maupun pihak distributor yang menghubungkan antara pedagang dan pembeli.

"Kami telah mengembangkan pasar digital, dengan bermitra dengan pengelola aplikasi daring seperti Grabmart, Goshop dan Malltronik," kata Saharuddin.

Kendati  awal penerapanya tidaklah mudah, karena harus menyelaraskan dan terus-menerus mensosialisasikan pada pedagang maupun konsumen.

Hal itu dibenarkan salah seorang pedagang, H Rahman yang berjualan sembako di Pasar Terong, Makassar.

Dia mengatakan, sebelum ikut program pasar digital, hanya mendapatkan pembeli sedikit apalagi hanya berjualan setengah hari saja. Namun dengan ikut pasar digital, stok sembakonya sudah banyak menerima pesanan apalagi pada penerapan kebiasaan baru. Suasana pasar tradisional Pasar Pa'baeng0pabaeng pada masa pandemi yang didorong menggunakan aplikasi digital untuk menjangkau konsumen, ANTARA/Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024