Makassar (ANTARA News) - Kota Makassar akan diproyeksikan untuk menjadi salah satu kota persinggahan atau "leaving city" di kawasan timur Indonesia, kata Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, Kamis.
Menurut dia, proyeksi sebagai kota persinggahan merupakan suatu peningkatan, karena selama ini Kota Makassar hanya dipandang sebagai pintu gerbang menuju kawasan Indonesia bagian timur.
"Jika hanya menjadi pintu gerbang, berarti kota Makassar hanya sekedar menjadi daerah yang dilalui oleh orang-orang yang akan menuju Indonesia bagian Timur," tuturnya.
Berbeda halnya dengan "leaving city", dimana Kota Makassar tidak hanya menjadi daerah yang dilalui saja, melainkan menjadi tempat persinggahan yang diminati oleh berbagai kalangan.
Untuk itu, kata dia, perlu dipersiapkan segala sesuatu yang bisa menarik minat seluruh kalangan untuk singgah, meskipun hanya sekedar untuk menikmati keindahan Kota Makassar.
"Salah satu sektor yang harus diprioritakan untuk mendukung proyeksi ini adalah sektor pariwisata yang harus menyajikan keragaman wisata dan budaya di Makassar," imbuhnya.
Tidak hanya itu, penguatan di sektor ekonomi juga menjadi bagian yang sangat penting untuk mendukung tercapainya proyeksi kota Makassar sebagai leaving city.
Konsep leaving city ini juga, lanjutnya, akan didukung dengan pencapaian program kota Makassar yang berpendidikan, berbudaya, serta berwawasan lingkungan.
Jika hal ini dapat diwujudkan, tidak tertutup kemungkinan Kota Makassar terwujud menjadi salah satu kota dunia.
"Leaving City tidak hanya diartikan dalam konteks pariwisata semata, akan tetapi mengandung makna multi sektor, seperti menarik minat pelaku usaha untuk berinvestasi, dan sebagainya," tandasnya. (T.pso-103/S016)
Menurut dia, proyeksi sebagai kota persinggahan merupakan suatu peningkatan, karena selama ini Kota Makassar hanya dipandang sebagai pintu gerbang menuju kawasan Indonesia bagian timur.
"Jika hanya menjadi pintu gerbang, berarti kota Makassar hanya sekedar menjadi daerah yang dilalui oleh orang-orang yang akan menuju Indonesia bagian Timur," tuturnya.
Berbeda halnya dengan "leaving city", dimana Kota Makassar tidak hanya menjadi daerah yang dilalui saja, melainkan menjadi tempat persinggahan yang diminati oleh berbagai kalangan.
Untuk itu, kata dia, perlu dipersiapkan segala sesuatu yang bisa menarik minat seluruh kalangan untuk singgah, meskipun hanya sekedar untuk menikmati keindahan Kota Makassar.
"Salah satu sektor yang harus diprioritakan untuk mendukung proyeksi ini adalah sektor pariwisata yang harus menyajikan keragaman wisata dan budaya di Makassar," imbuhnya.
Tidak hanya itu, penguatan di sektor ekonomi juga menjadi bagian yang sangat penting untuk mendukung tercapainya proyeksi kota Makassar sebagai leaving city.
Konsep leaving city ini juga, lanjutnya, akan didukung dengan pencapaian program kota Makassar yang berpendidikan, berbudaya, serta berwawasan lingkungan.
Jika hal ini dapat diwujudkan, tidak tertutup kemungkinan Kota Makassar terwujud menjadi salah satu kota dunia.
"Leaving City tidak hanya diartikan dalam konteks pariwisata semata, akan tetapi mengandung makna multi sektor, seperti menarik minat pelaku usaha untuk berinvestasi, dan sebagainya," tandasnya. (T.pso-103/S016)