Jakarta (ANTARA) - Mansur, seorang guru matematika di SMP Negeri 2 Pangsid Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan, mengusung pendekatan inovatif dalam pembelajaran matematika dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan logis.
Dengan menggunakan Copilot, sebuah aplikasi berbasis AI, Mansur dalam keterangannya di Jakarta Senin, berupaya mengubah cara siswa memahami dan menyelesaikan soal matematika. Ia tidak hanya fokus pada hasil akhir jawaban, tetapi juga pada kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah yang mereka tempuh dalam menyelesaikan soal.
"Kami mengajak siswa-siswi untuk menggunakan AI sebagai sarana menyelesaikan soal matematika dengan cara yang menyenangkan dan menenangkan," ujar Mansur.
Menurut Mansur, salah satu tujuan utama dari penggunaan AI adalah untuk membantu siswa melatih penalaran dan pemahaman mereka tanpa merasa cemas atau malu ketika mereka perlu mengulang atau bertanya.
"Tentunya, kami juga meminta mereka menjelaskan alur rumus matematika yang mereka peroleh dari AI, untuk membentuk pemahaman dan penalaran yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Mansur.
Pendekatan ini tidak hanya membuat matematika menjadi lebih menarik, tetapi juga membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan logis yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Ia berharap agar teknologi AI dapat membuka peluang bagi para siswa untuk mengeksplorasi cara-cara baru dalam memahami dan berteman dengan matematika.
Mansur yang juga merupakan anggota Microsoft Innovative Educator Expert (MIEE) sejak 2016, aktif mempromosikan penggunaan teknologi dalam pendidikan. Selain gebrakan di sekolah, ia juga mendirikan Komunitas Guru Inovatif Microsoft di platform Merdeka Mengajar dan telah berhasil mengumpulkan lebih dari 4.000 anggota.
"Sudah setahun lebih kami mendirikan Komunitas Guru Inovatif Microsoft di platform Merdeka Mengajar. Sejauh ini sudah ada 4.000 anggota dan setiap minggu aktif mengadakan webinar untuk membahas topik AI dalam pendidikan serta topik-topik lainnya yang berbeda agar bisa menambah wawasan dan keterampilan pendidik," katanya.
Sementara itu, Education Lead Microsoft Indonesia Arief Suseno mengatakan, laju adopsi dan inovasi di era transformasi AI telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan.
Ia mengutip LinkedIn Future of Work Report 2023 menyebut walaupun lebih dari separuh pekerjaan pendidik melibatkan people skills yang paling baik dilakukan langsung oleh manusia, seperti manajemen kelas dan pengajaran, AI dapat meningkatkan produktivitas dalam tugas-tugas.
Hal tersebut seperti perencanaan pelajaran dan pengembangan kurikulum yang nyatanya menjadi 45 persen dari tanggung jawab pendidik.
Bantuan ini memberikan pendidik lebih banyak waktu untuk fokus melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan manusia, seperti terhubung dengan murid, di dunia nyata dan dalam waktu nyata, guna membuat perbedaan positif dalam proses pembelajaran para murid.
"AI memiliki potensi besar dalam dunia pendidikan. Misalnya, untuk mempersonalisasi materi dan proses pembelajaran, membantu guru merancang rencana pelajaran, menyederhanakan proses administratif, serta menyediakan wawasan berbasis data tentang kinerja murid dan tren pendaftaran," katanya.