Makassar (ANTARA) - Sebanyak 151.398 anak di Sulawesi Selatan menderita Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada tahun 2020 tersebar pada lima kabupaten yang memiliki angka stunting tertinggi.

"Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, ada lima daerah dengan angka stunting tertinggi yakni di Kabupaten Bone 43 persen, Enrekang 39 persen, Jeneponto 36 persen, Takalar 34 persen, dan Bantaeng 33 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel Ichsan Mustari di Makassar, Minggu.

Dia mengatakan dari sisi angka stunting pada tahun ini jauh lebih menurun dibandigkan 2019 yang angkanya mencapai 159.375. Kendati saat ini sudah di angka 151 ribuan, namun angka ini masih sangat tinggi.

Menurut dia, dalam setahun terakhir memang terjadi pengurangan angka stunting sekitar 7000an kasus. Sementara tahun lalu, Sulsel masih berada di 10 besar dengan angka stunting tertinggi secara nasional.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, stunting dan gizi buruk ini memang masih jadi momok dan pekerjaan rumah bagi Dinas Kesehatan.

"Untuk mencapai zero stunting memang cukup sulit. Apalagi tidak didukung dengan anggaran yang memadai,” ujarnya.

Sebagai gambaran, papar Ichsan, anggaran yang ada saat ini hanya Rp8 miliar yang diperuntukkan lima kabupaten tersebut, khususnya Kabupaten Bone dan Enrekang dengan kasus yang sangat tinggi.

Untuk menurunkan stunring, pihaknya tengah menggenjot program Gammara'na atau (Gerakan Masyarakat Memberantas Stunting) sebagai upaya menekan angka gagal pertumbuhan anak tersebut.

Saat ini pihaknya tengah menggenjot program Gammara'na atau (Gerakan Masyarakat Memberantas Stunting) untuk menekan angka tersebut.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024