Makassar (ANTARA News) - Hasil penelitian terakhir yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Daerah Sulsel menyebutkan status dua Daerah Aliran Sungai (DAS) di Sulsel yaitu Sungai Saddang dan Sungai Jeneberang masuk kategori cemar sedang.

Kepala BLHD Sulsel Tamzil Tajuddin di Makassar, Jumat, menjelaskan, status mutu air tingkat cemar sedang dapat berdampak pada kesehatan manusia, biota perairan dan kegiatan pertanian dalam arti luas.

Status mutu air ini diperoleh setelah dilakukan uji mutu sebanyak lima kali sepanjang 2010 pada kedua sungai besar di Sulsel tersebut.

Selain itu, DAS Saddang tercatat sebagai yang tertinggi mengalami erosi sebanyak 1.672.850 ton per hektare per tahun disusul DAS Jeneberang 734.689 ton per hektare per tahun.

Erosi cukup tinggi juga terjadi di DAS Karama sebanyak 677.237 ton per hektare per tahun, DAS Mamasa 534.789 ton per hektare per tahun dan DAS Paremang 473.467 ton per hektare per tahun.

Secara keseluruhan rata-rata erosi tanah yang terjadi di 19 DAS di Sulsel sebanyak 322.512 ton per hektare per tahun.

Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan keseimbangan pada ekosistem yang berdampak pada lahan kritis, pendangkalan dan pencemaran air sungai, danau serta bencana alam seperti longsor dan banjir.

Upaya untuk mengatasi hal tersebut pihaknya telah menghasilkan dua produk hukum yaitu Peraturan Gubernur Sulsel Nomor 14/2010 tentang pelaksanaan pengelolaan tata cara dan perizinan limbah bahan berbahaya dan beracun dan Peraturan Gubernur Sulsel Nomor 69/2010 tentang baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup.

Salah satu langkah nyata pelestarian lingkungan hidup oleh Pemprov Sulsel pada 2010 adalah penanaman pohon secara serentak pada 1133 desa dan kelurahan di 180 kecamatan se-Sulsel dengan jumlah pohon sebanyak 2,2 juta.

Ia menambahkan, masalah-masalah lingkungan tersebut di atas memerlukan penanganan secara menyeluruh, terpadu antar sektor dan melibatkan semua komponen pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. (T.KR-RY/S016) 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024