Jayapura (ANTARA Sulsel) - Warga Kabupaten Merauke yang bermukim di Distrik Muting dan Okbibab sejak tahun lalu menderita penyakit gatal-gatal dan pembengkakan pada perut.

Kedua jenis penyakit tersebut diderita warga di dua distrik itu setelah mandi dan mengonsumsi air sungai yang ada di daerah ini yang diduga tercemar limbah industri tambang emas dari negara tetangga Papua Neuw Guinea (PNG).

Ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Kabupaten Merauke, Ny.Patrisia Gebse, Jumat, mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari warga di Distrik Muting dan Okbibab bahwa kedua jenis penyakit tersebut sudah menyerang sebagian penduduk sehingga perlu segera mendapat perhatian dari pemerintah Provinsi Papua.

Dijelaskan, penduduk Kabupaten Merauke yang bermukim di Distrik Muting dan Okbibab berada dekat wilayah perbatasan RI-PNG sehingga diduga sungai yang ada di kawasan tersebut tercemar limbah industri tambang emas.

Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Papua, Drs. Wiro Watken ketika ditanya ANTARA secara terpisah di Jayapura, Jumat, mengatakan, informasi dugaan pencemaran limbah tambang emas dari PNG itu sudah diterima.

Dia mengatakan, pihaknya tahun lalu sudah menganggarkan dana untuk membiayai tim guna melakukan penelitiam terhadap laporan warga di Distrik Muting dan Waropko, karena droping dananya terlambat sehingga rencana tersebut tidak terlaksana.

Ia berjanji dalam waktu dekat ini pihaknya akan menurunkan tim ke Kabupaten Merauke guna meneliti dugaan pencemaran limbah industri tambang emas dari PNG itu.

Selain warga yang menderita gatal-gatal pada tubuh mereka terjadi pembengkakan di perut, sebagian besar pohon di wilayah Indonesia dekat perbatasan kedua negara itu semakin kering.
(T.W002/M015)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024